Launching Makan Sehat dan Bergizi di 33 MB (Doc. Pribadi)
Kamis, 12 Desember 2024 menjadi hari yang membahagiakan untuk
sekolah kami tercinta, UPTD SD Negeri 33 Mendo Barat (biasa kami sebut “33 MB”).
Mengapa demikian? Karena 33 MB menjadi salah satu dari 6 sekolah jenjang SD di
Kabupaten Bangka yang menjadi sasaran launching makan sehat dan bergizi
dari Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung. Dalam mendukung program Asta Cita Presiden
Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subiantountuk mewujudkan visi, yaitu Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas
2045 dengan Pemberian Makan Sehat dan Bergizi kepada Anak Sekolah, melalui Badan
Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang
diketuai oleh Ibu PJ Gubernur, Kamis tanggal 12 Desember 2024 menjadi
pelaksanaan lauching makan sehat dan bergizi untuk anak-anak sekolah.
Adapun beberapa mitra yang terlibat dalam kegiatan ini adalalah
Ikatan Istri Karyawan Timah (IIKT) selaku koordinator lapangan, Forum
Komunikasi Putra Putri TNI/Polri (FKKPI), Dharmayukti, Aisyiah, dan Persikindo.
Hadir juga pengawas sekolah, camat Kecamatan Mendo Barat, Kades Air Buluh dan
istri, kepolisian dari Polsek Kecamatan Mendo Barat, dan pihak lainnya baik
dari tingkat provinsi, kabupaten, dan kecamatan. Selain itu, tim Dinas
Kesehatan Kabupaten Bangka yang dalam hal ini tim gizi dari Puskesmas Penagan Kecamatan
Mendo Barat bertugas untuk melakukan pengawasan security food dan safety
food pada saat makanan tiba dan sebalum dikonsumsi oleh anak-anak sekolah. Tim
Puskesmas juga memberikan sosialisasi tentang makanan Beragam, Bergizi, Seimbang,
dan Aman (B2SA) dalam kegiatan ini.
Kegiatan launcing makan sehat dan bergizi ini tentunya
mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari para murid, kepala sekolah, guru, staf,
dan orang tua, mengingat sekolah pada jenjang SD menjadi target dari pelaksanaan
program pemerintah ini. Beragam komentar positif hadir selama kegiatan ini, terutama
dari para murid. Beberapa murid yang ditanya pendapatnya tentang makanan yang disantap
mengatakan menu yang disajikan lengkap dan enak. Umumnya, makanan/bekal yang dibawa
murid dari rumah hanya disiapkan satu menu saja (protein dari lauk pauk atau serat
dari sayur). Namun, makan yang disajikan ini terdiri dari sajian lengkap mulai
dari karbohidrat didapat dari nasi putih, protein hewani dari ayam, protein
nabari dari tempe, serat, vitamin, juga mineral dari sayur (sop) dan buah jeruk. Banyak murid menghabiskan makanan
yang telah dibagikan kepada mereka dan beberapa murid yang tidak menghabiskan
makanan, dibawa pulang untuk dimakan kembali di rumah.
Beberapa masukan juga disampaikan beberapa murid, seperti ada
murid yang lebih menyukai lauk ikan, sayur kangkung, sayur daun singkong, dan
lainnya. Namun, menu ini dapat divarisasikan kembali ketika program ini berjalan.
Catatan juga dari pihak sekolah adalah mengenai packaging makanan yang
disajikan, mungkin dapat menggunakan kemasan ramah lingkungan atau dapat
disosialisasikan kepada orang tua menyiapkan kotak bekal food grade untuk
membantu dalam menyajikan makanan sebelum dinikmati para murid di sekolah.
Program makan sehat dan bergizi ini pastinya memberikan
harapan baru untuk kita dalam meningkatkan kualitas gizi anak sekolah. Masa kanak-kanak
adalah periode emas dan terbaik bagi pertumbuhan dan perkembangan namun, masa
tersebut juga rentan terhadap ancaman berbagi penyakit, termasuk gizi buruk. Jika
masa kanak-kanak telah dibekali dengan gizi yang baik maka, ini akan menjadi
investasi terbaik yang bisa dilakukan pemerintah dalam upaya menyiapkan
kualitas SDM di Indonesia menuju generasi emas 2045.
Sekali lagi terima kasih atas dukungan dan apresiasi yang
telah diberikan untuk kegiatan ini. Semoga semua yang direncanakan berjalan
sesuai dengan harapan kita semua dan memberikan manfaat untuk generasi penerus
bangsa Indonesia. Aamiin.
Observasi Kelas 1 33 MB, Rabu/06 Maret 2024 (Doc. Pribadi)
Dalam upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di dunia pendidikan,
Kemendikbudristek hadir membersamai pembelajaran yang berdampak pada capaian
belajar murid, salah satunya melalui peningkatan peran profesional guru sebagai
garda terdepan pendidikan Indonesia melalui transfromasi Pengelolaan Kinerja
yang tersedia di aplikasi Platform Merdeka Mengajar (PMM). Tujuannya tidak lain
agar Pengelolaan Kinerja dapat lebih praktis, relevan, dan berdampak nyata.
Para guru dan kepala sekolah tidak perlu lagi mengisi E-Kinerja BKN karena Pengelolaan
Kinerja yang tersedia di PMM telah terintegrasi dengan E-Kinerja BKN.
Proses penggunaan Pengelolaan Kinerja di PMM oleh
para guru dan kepala sekolah mulai Januari 2024 juga telah dirasakan oleh saya
dan rekan-rekan di UPTD SD Negeri 33 Mendo Barat (biasa kami sebut “33 MB”).
Perencanaan yang dituangkan dalam Rencana Hasil Kinerja (RHK) pada bulan
Januari lalu kini telah memasuki pelaksanaan observasi kelas di bulan Maret.
Namun, sebelumnya persiapan observasi kelas ini telah dikomunikasikan bersama
kepala sekolah di bulan Februari.
Observasi kelas atau dulunya lebih dikenal supervisi
kelas menjadi agenda wajib yang dilaksanakan oleh kepala satuan pendidikan
(kepala sekolah) sebagai upaya meningkatkan peran profesional guru dalam proses
pembelajaran yang telah berlangsung di sekolah. Namun, hal menarik yang saya
rasakan dalam menyiapkan observasi kelas tahun ini adalah kebebasan guru dalam
menentukan fokus perilaku yang akan dikembangkan. Observasi kelas kini
dirancang bukan hanya mengidentifikasi kesulitan-kesulitan guru dalam usaha
memperbaiki proses pembelajaran namun, dikemas dengan lebih ringkas seperti
banyak melibatkan guru dalam proses menemukan dan menyelesaikan kesulitan yang
ditemui dalam proses belajar mengajarnya. Melalui banyak rerkomendasi yang
nantinya akan disediakan dalam tahapan Pengelolaan Kinerja di PMM, guru
diharapkan dapat lebih fokus pada praktik kinerja dan perilaku kinerja.
Bulan Maret menjadi jadwal observasi kelas untuk para guru termasuk kami
di 33 MB. Fokus observasi yang saya tentukan dalam observasi kelas semester ini
adalah memfasilitasi kegiatan pembelajaran yang memberi peran pada semua murid
dengan memotivasi para murid untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran,
menyediakan peran dalam kelompok untuk memastikan semua anggota kelompok
mendapatkan peran, dan memberi dukungan serta kesempatan pada murid yang pasif
untuk berperan. Fokus perilaku ini menjadi kunci saya dalam mendesain Modul
Ajar dalam observasi kelas.
Rabu / 06 Maret 2024 menjadi jadwal observasi kelas
saya bersama anak-anak hebat kelas 1. Saya melanjutkan materi matematika
“Mengenal Bangun Datar”. Mulai dengan menayangkan video lagu “Topi Saya Bundar”
dan bernyanyi bersama menggunakan topi yang telah dibawa dari rumah menjadi
awal untuk mengingat kembali materi pembelajaran pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya,
mengindentifikasi bangun datar dari video yang ditayangkan serta benda konkret
yang ada di dalam kelas hingga mengerjakan Lembar Kerja (LK) dalam kelompok. Lalu,
bagaimana anak-anak kelas 1 dapat membagi peran dalam suatu kelompok? Apalagi
di pertengahan pembelajaran, beberapa anak menangis karena belum mendapatkan
kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. Sungguh..ini menjadi tantangan
terbesar bagi saya. Menyikapi kejadian tak terduga ini, saya memberikan kesempatan
kepada beberapa anak yang belum tampil untuk maju bersamaan. Alhasil, mereka
pun dapat menyimpulkan bahwa keadaan menjadi lebih ramai karena anak-anak
menjawab pertanyaan secara bersamaan.
Banyak hal menarik lainnya yang membuat saya terus tersenyum disepanjang proses
pembelajaran, salah satunya pembagian peran anak-anak dalam mengerjakan LK
kelompok (menulis, menggunting, dan menempel). Ada anak yang langsung membagikan
peran untuk anggota kelompoknya dan semuanya menyapakati. Kemudian, ada
kelompok yang menggunakan teknik “hom
pim pa” dalam menentukan peran di kelompoknya. Hal ini dilakukan untuk menghindari
pertengkaran / rebutan peran. Saya memfasilitasi para murid jika terjadi hal
yang tidak terduga terjadi selama proses pembelajaran ini berlangsung.
Setelah semua kelompok menyelesaikan lembar kerjanya,
setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil tugas
kelompoknya di depan kelas. Setiap anak di dalam kelompok juga mendapatkan
kesempatan yang sama untuk menceritakan hasil kerja kelompoknya. Bagian akhir
dari proses pembelajaran ini adalah saya meminta anak-anak mengungkapkan
perasaannya dengan memberikan tanda checklist pada emoji yang
ditampilkan pada layar proyektor di papan tulis. Semua anak memberikan emoji
bahagianya yang menjadi pertanda betapa bahagianya mereka di hari itu. Pembelajaran
hari ini pun kami tutup dengan makan kue bersama yang telah disiapkan oleh salah
satu ibu dari anak kelas 1.
Pasca observasi kelas, kepala sekolah menanyakan
beberapa perihal kepada saya termasuk indikator yang terpenuhi dan perlu
dikembangkan selanjutnya. Sembari menunggu hasil penilaian observasi kelas oleh
kepala sekolah pada Pengelolaan Kinerja di PMM,
saya pun mulai menulis kembali beberapa hal menarik yang saya temukan,
termasuk hal tidak terduga yang muncul, tantangan yang dihadapi, serta hal yang
akan terus dikembangkan dalam proses pembelajaran selanjutnya.
Bapak/Ibu guru hebat Indonesia, mari bersama kita
mulai kegiatan observasi kelas ini dengan melaraskan persepsi bahwa ini
merupakan bagian dari proses belajar kita juga sebagai guru. Kita diberi
kesempatan bersama untuk menemukan kendala yang dihadapi dalam proses
pembelajaran yang telah berlangsung, didampingi dalam menemukan solusinya baik
itu oleh kepala sekolah selaku atasan kita di sekolah, dan diberi banyak rekomendasi
perbaikan melalui Pengelolaan Kinerja di PMM untuk belajar. Tentunya observasi
kelas ini bukanlah penilaian akhir dari kinerja kita. Penilaian Kinerja sesungguhnya
terletak dari perubahan yang kita lakukan sebelum dan sesudah observasi ini
dilaksanakan.
Tidak ada hal yang perlu kita khawatirkan selama
kita bahagia melakukannya. Mari bersama mengingat kembali, bahwa menjadi guru
adalah bagian termulia dalam perjalanan hidup kita.
Semangat belajar untuk kita semua…
Salam dan Bahagia.
*Artikel ini juga tersedia di link: https://www.kompasiana.com/lisasya/65e9d2f3c57afb662f012798/observasi-kelas-penuh-cerita
NSBPB (Narasumber Berbagi Praktik Baik) merupakan salah satu dari 6
dukungan Kemendikbudristek bagi satuan pendidikan dalam menerapkan Kurikulum
Merdeka jalur Mandiri. NSBPB adalah para guru/tutor/pendidik lainnya atau
kepala sekolah/satuan pendidikan yang telah memiliki praktik baik terkait
implementasi Kurikulum Merdeka maupun prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka. Kesempatan menjadi Narasumber
Berbagi Praktik Baik membawa saya pada banyak momen yang tidak akan dapat
terlupa. Bertemu banyak orang dalam berbagi praktik baik semakin menguatkan
saya bahwa dengan berbagi praktik lain langsung selain menguatkan refleksi kita
namun, dapat memberikan referensi praktik baik terutama dalam proses
pembelajaran kepada para pendidik. Salah satu kesempatan itu ketika saya diberi
kesempatan untuk memenuhi undangan BGP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai
fasilitator dalam kegiatan Pelatihan dan Pendampingan Penerapan Pembelajaran
Berdiferensiasi bagi Guru Jenjang Sekolah Dasar Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 20 sampai 23 Oktober 2023 lalu bertempat
di Hotel Santika Bangka Tengah.
Pelatihan dan Pendampingan yang berlangsung
selama 4 hari ini merupakan bagian dari bentuk dukungan BGP Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung untuk memperkuat pemahaman para guru jenjang Sekolah Dasar dalam
menerapkan pembelajaran berdirefensiasi. BGP Provinsi Kepualauan Bangka
Belitung dalam kegiatan ini berkolaborasi dengan BGP Provinsi Jambi. Ibu Nenden
dan Ibu Rosi berasal dari BGP Provinsi Jambi menjadi narasumber dalam
pengembangan modul ajarnya. Selain itu,
hadir pula NSBPB dari Bangka Selatan, Ibu Wistri sebagai patner saya dalam
berbagi praktik baik penerapan pembelajaran berdiferensiasi.
Selama 4 hari, 48 peserta guru muda jenjang
SD yang berasal dari 7 Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
mendapatkan materi dari narasumber terkait dengan refleksi bersama proses pembelajaran
yang telah dilaksanakan, mengapa pembelajaran berdiferensiasi menjadi pilihan
dalam proses pembelajaran, penguatan pemahaman tentang pentingnya memetakan kebutuhan belajar murid, dan merancang modul
ajar pembelajaran berdiferensiasi. Setelah itu, para peserta bersama
fasilitator mempersiapkan modul ajar yang telah dirancang sesuai dengan
kebutuhan sekolahnya masing-masing. Sesi terakhirnya para peserta melakukan
simulasi mengajar untuk mempraktikkan modul ajar yang telah dirancang pada sesi
sebelumnya.
Sebagai fasilitator dalam kegiatan ini, pada
awal pertamuan saya mendapat banyak kesempatan mendengarkan pengalaman para guru
dari berbagai wilayah di Bangka Belitung pada setiap sesinya. Termasuk pada
bagian refleksi awal, ketika seorang guru yang menceritakan jarak tempuh 90 KM untuk
menuju ke sekolah. Selain itu, guru lain menceritakan harus tetap fokus dengan
tanggung jawabnya sebagai pendidik namun, diberi amanah sebagai bendahara sekolah
serta tugas penting lainnya di dalam maupun luar sekolah. Hal ini membuatnya mengalami
kesulitan dalam mengatur waktu. Banyak lagi pengalaman yang saya dengarkan pada
sesi refleksi awal ini.
Keterlibaran para guru dalam kegiatan selanjutnya
juga sungguh luar biasa. Salah satunya ketika para guru mempersiapkan rancangan
modul ajar untuk dipraktikkan di akhir pertemuan (sesi simulasi mengajar). Keaktifan
peserta dalam tanya jawab dan diskusi terjadi sepanjang kegiatan berlangsung. Termasuk
miss konsepsi penerapan pembelajaran berdiferensiasi yang terjadi di sekolah.
Sehingga untuk memecahkan miss konsepsi ini saya mengajak para peserta
untuk kembali lagi pada hakikat belajar. Proses belajar tidak dapat berlangsung
dalam waktu yang singkat dan satu-dua kali pertemuan saja. Proses belajar yang beriringan
dengan refleksi akan membawa pada perencanaan yang lebih baik pada kesempatan
berikutnya. Jika bagian ini terlewatkan maka, dipastikan miss konsepsi
itu akan terus terjadi.
Waktu kegiatan yang berlangsung selama 4
hari dengan jumlah peserta yang terbatas membuat saya sebagai fasilitator punya
kesempatan lebih untuk mengenal para peserta termasuk beberapa peserta yang
mendominiasi dalam mengeluarkan pendapatnya. Saya juga memberikan dukungan semangat
kepada para peserta yang kurang aktif mengeluarkan pendapatnya menggunakan
media online (aplikasi padlet). Dalam suatu kesempatan saya menampilkan
pendapat peserta yang telah ditulis pada link padlet. Beberapa peserta
saya berikan kesempatan untuk membaca tulisannya sendiri dan menceritakan hal
lainnya sebagai penguatan kondisi tersebut. Dari hal ini, memberikan pemahaman baru untuk saya
bahwa semua orang dapat menceritakan pengalamannya dengan berbagai media maupun
cara yang nyaman untuknya. Ada yang langsung menceritakan di depan banyak orang
dan ada juga dalam bentuk tulisan pada berbagai media yang tersedia. Pastinya
sebagai fasilitator, saya harus menghargai itu sebagai bentuk keberagaman dalam
berpendapat. Saya juga memberikan kesempatan para peserta berbagi peran dalam
kelompoknya saat sesi simulasi mengajar. Ada peserta yang bertindak sebagai
guru yang melakukan simulasi mengajar, MC, dokumentasi, dan asesor. Sehingga semua
peran diharapkan dapat mengakomodir keberagaman para peserta.
Tantangan yang saya hadapi dan juga
menjadi bahan refleksi saya ketika banyak peserta yang menyampaikan bahwa waktu
yang diberikan untuk kegiatan ini tidak cukup. Banyak dari guru baru kali pertama
dilibatkan dalam pelatihan Kurikulum Merdeka. Padahal saat ini banyak tersedia
pelatihan untuk mengenal dan mempelajari Kurikulum Merdeka yang tersedia secara
daring. Namun, itu belum terbiasa untuk para guru lakukan. Refleksi lain ketika
para guru yang belum memiliki modal cukup untuk prinsip-prinsip penerapan Kurikulum
Merdeka sehingga, banyak materi dasar yang harus saya sampaikan pada kegiatan
ini.
Pengalaman berbagi ini menjadi momen berharga
karena saya pun belajar banyak hal dari mendengarkan cerita/pengalaman dari guru
lain sebagai bahan refleksi saya untuk terus menjadi pembelajar sepanjang
hayat.
Anak usia sekolah merupakan sasaran strategis untuk
pelaksanaan program kesehatan. Selain jumlahnya yang besar, mereka juga
merupakan sasaran yang mudah dijangkau karena terorganisir dengan baik yaitu
berada di sekolah/madrasah. Sementara anak yang berada di luar sekolah dapat dijangkau
di lembaga pendidikan lainnya. Sebagai amanah dalam pemenuhan atas hak kesehatan
yang sama untuk semua anak Indonesia, kegiatan penjaringan kesehatan dan
pemeriksaan berkala perlu dilaksanakan oleh tim terkait. Selain itu, pentingnya
kegiatan ini untuk mendeteksi dini masalah kesehatan yang dapat mengganggu proses
belajar dan tumbuh kembang anak sehingga dapat ditindak lanjuti dengan segera.
Hasil penjaringan kesehatan juga dapat digunakan untuk merencanakan program
kesehatan di sekolah dan lembaga pendidikan lainnya.
Sebagai sekolah yang menjadi naungan Puskesmas Penagan,
senin / 09 Oktober 2023 pukul 09.00 WIB, para murid kelas 1 UPTD SD Negeri 33 Mendo Barat sangat antusias kala
dilakukan pemeriksaan oleh tim puskesmas. Walaupun ini bukanlah pengalaman
pertama bagi mereka karena sebelumnya sering dilakukan saat masih di TK, namun
semangat menyambut kedatangan tim puskesmas tidak dapat terelakkan. Bahkan
seorang anak ada yang bertanya kepada tim, “Kenapa kita tidak di suntik, pak?”
Mendengar anak itu mengatakan demikian, kami pun tersenyum lebar.
Pemeriksaan Kesehatan di Kelas 1
Sebelum memulai pemeriksaan, salah satu dari tim puskesmas
menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan. Para murid pun secara bergantian
melakukan pemeriksaan kesehatan mereka. Mulai dari pengukuran Tinggi Badan (TB),
pengukuran Berat Badan (BB), pemeriksaan telinga, gigi dan mulut, kuku, kulit
serta rambut mereka. Kemudian, para murid juga ditanyakan beberapa pertanyaan
terkait pemenuhan kesehatan mereka. Selain itu, kelas lainnya juga mendapatkan
pemeriksaan kesehatan berkala juga dari tim Puskesmas Penagan.
Bapak Dianto Tanzar, S.Pd selaku kepala UPTD SD Negeri 33
Mendo Barat menyambut baik kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas Penagan ini. Setelah
tim puskesmas menyampaikan tujuan dari kegiataan ini, bapak kepala sekolah
mengatakan bahwa, “Kesehatan anak adalah tanggung jawab kita bersama agar
generasi Indonesia kelaknya tumbuh menjadi pribadi yang sehat jasmani dan
rohaninya serta tumbuh menjadi generasi Indonesia yang siap bersaing di eranya.”
Kolaborasi 33 MB bersama Puskesmas Penagan tidak hanya terjalin
dari kegiatan pemeriksaan kesehatan berkala yang sedikitnya dilakukan 1 tahun sekali
ini saja, namun sebelumnya kolaborasi 33 MB dan Puskesmas Penagan juga telah
dilakukan dalam kegiatan sosialisasi sikat gigi bersama dokter gigi dan tim
dari Puskesmas Penagan (baca disini). Mengingat pentingnya kegiatan yang serupa,
maka untuk ke depan program Semata (Senyum Manis Kita) akan terus 33 MB lanjutkan
demi pemenuhan kebutuhan kesehatan anak agar lebih masksimal.
Terima kasih tim Puskesmas Penagan dan tetap berkolaborasi bersama
33 MB dalam semangat sehat bersama anak-anak hebat…
Pengukuhan Guru Penggerak Bangka BERAKSI (Doc. Pribadi)
Bangka, 30 Mei 2023 menjadi tanggal yang paling bersejarah bagi 30 guru penggerak di Kabupaten Bangka. Pukul 11.30
WIB bertepat di Rumah Makan Pangeran Sungailiat, Syahbudin, S.IP., M.Tr.IP
selaku wakil bupati Bangka mengukuhkan 30 Guru Penggerak Angkatan 5 Bangka yang
berasal dari jenjang TK, SD, SMP SMA, dan SMK. Selain itu, wakil bupati Bangka juga
mengukuhkan Komunitas Guru Penggerak Bangka BERAKSI (Berbagi, Bersinergi, dan
Berkolaborasi) yang menjadi komunitas guru penggerak pertama di Kabupaten
Bangka.
Setelah melewati perjalanan
panjang selama 16 bulan, mulai dari proses seleksi tahap pertama dengan
melengkapi administrasi dan mengisi esai (Oktober 2021), seleksi tahap kedua
dengan mengikuti simulasi mengajar dan wawancara (Januari 2022) oleh asesor
dari Kemdikbudristek, barulah Maret 2023 dinyatakan resmi menjadi Calon Guru
Penggerak dan siap mengikuti serangkaian pendidikan yang dilaksanakan kurang
lebih 6 bulan. Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 5 dimulai bulan Mei sampai
Desember 2022 dan resmi ditutup akhir Januari 2023. Tepatnya 31 Januari 2023,
30 Calon Guru Penggerak Kabupaten Bangka resmi menjadi Guru Penggerak Angkatan
5.
Berangkat dari perjalanan panjang
dan berharga itu, tanggal 27 Maret 2023 bertempat di ruang pertemuan Dinas
Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahrga Kabupaten Bangka yang didukung penuh oleh
Bapak Rozali, S.H., M.Si selaku kepala Dikpora Bangka, terbentuklah kepengurusan
komunitas Guru Penggerak Bangka yang diberi nama “Guru Penggerak Bangka BERAKSI
(Berbagi, Bersinergi, dan Berkolaborasi)”. Adapun ketua komunitas, Derry
Nodyanto, M.Pd dari SMA Negeri 1 Pemali, wakil ketua Norpiyar, S.Pd dari UPTD
SMP Negeri 2 Riau Silip, Sekretaris Lisa, S.Pd dari UPTD SD Negeri 33 Mendo
Barat, dan Fitri Rahayu, S.Pd.I dari TK Tunas Jaya Sungailiat serta 4 Kelompok
Kerja (Pokja) yang terdiri dari ketua, sekretaris, dan 4-5 Guru Penggerak.
Dalam sambutannya, wakil bupati
Bangka menyampaikan, “Sebagai bagian dari pemerintah daerah,
saya sangat bangga dan bersyukur kepada guru penggerak angkatan 5 ini yang
memiliki komitmen dan dedikasi yg luar biasa dalam memajukan kualitas
pendidikan di daerah kita. Guru penggerak ini adalah para pendidik terpilih dan
memiliki kualitas membanggakan. Mereka adalah agen perubahan di dunia
pendidikan kita”. Bapak Syahbudin juga mengajak para stakehoder
pendidikan untuk memberikan apresiasi dan dukungan kepada para guru
penggerak dan komunitas belajar Bangka BERAKSI untuk kita bersama-sama
menciptakan ekosistem pendidikan yang inklusif, berdaya saing dan berkualitas.
Pengukuhan siang itu juga dihadiri
oleh para tamu undangan dari Balai Guru Penggerak Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung, jajaran Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, jajaran
Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bangka, kepala sekolah dan
pengawas sekolah di instansi guru penggerak bertugas, serta Pengajar Praktik.
Saipul Bakhri, S.Pd selaku Kabid Pembinaan SMK Dinas Pendidikan Provinsi mendukung
komunitas ini sebagai bentuk kolaborasi para guru dari berbagai jenjang mulai
dari TK, SD, SMP, dan SMA/SMK dalam memajukan pendidikan di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.
Pengukuhan Guru Penggerak Bangka BERAKSI (Doc. Pribadi)
Pengukuhan Guru Penggerak dan
Komunitas Bangka BERAKSI merupakan bentuk keseriusan 30 Guru Penggerak dalam
berkolaborasi berbagi praktik baik dan menjadi bagian dari agen transformasi dalam
dunia pendidikan Indonesia khususnya di Kabupaten Bangka dan Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Hal ini disampaikan Derry Nodyanto selaku ketua komunitas,“Kita
guru penggerak angkatan 5 dan komunitas guru penggerak Bangka BERAKSI (Berbagi,
Bersinergi, dan Berkolaborasi) sesuai dengan akronimnya siap bersama-sama
dengan pemerintah daerah untuk bergotong royong berbagi informasi dan berbagi
praktik baik dalam transformasi pendidikan agar wajah dan kualitas pendidikan
Indonesia, khususnya di wilayah Provinsi Kep. Babel menjadi lebih baik lagi
sesuai dengan cita-cita pendidikan nasional dan cita luhur bapak Ki Hajar
Dewantara”.
Terakhir..terima kasih kami
ucapkan kepada semua pihak yang terlibat dalam proses perjalanan panjang kami
hingga kegiatan pengukuhan ini terlaksana dengan lancar dan sukses.
Bersama…kita berbagi, bersinergi, dan berkolaborasi menuju Pendidikan Indonesia
yang Merdeka.
Semangat belajar untuk kita semua.
Salam Guru Penggerak… Salam dan
Bahagia…
*Artikel ini telah tayang di : https://www.kompasiana.com/lisasya/6476bc2d8221992138542582/pengukuhan-guru-penggerak-oleh-wakil-bupati-bangka
Kelas Impian versi anak-anak hebat Kelas 3 (Doc. Pribadi)
Apa yang terbesit di pikiran kita ketika mendengar
kata “aset sekolah” ?? Akankah kita hanya berfokus pada sarana prasarana
sekolah ?? atau finansial sekolah ?? Lalu, bagaimana dengan sekolah yang
mempunyai sarana prasarana belum memadai dan keuangan yang terbatas ??
Ketika saya mengikuti Pendidikan Guru Penggerak
(PGP), saya mempelajari modul Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya. Dalam
modul itu, ada materi menarik yang sungguh menyentuh hati bahkan saya ingat
betul ketika menyelesaikan salah satu tugasnya, saya sampai meneteskan airmata.
Video pembuka yang ditampilkan pada materi itu mengingatkan pada sekolah yang
hampir setiap hari menjadi tujuan saya. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran
di kelas 3, saya berusaha menyediakan tempat ternyaman untuk 18 anak hebat Air
Pelempang dengan aset terbesar yang dimiliki oleh kelas yaitu Sumber Daya
Manusia (SDM).
Ada 7 aset atau modal yang dimiliki oleh sebuah
komunitas termasuk itu sekolah, yaitu manusia, sosial, fisik, lingkungan/alam,
finansial, politik, agama dan budaya. Jika selama ini aset hanya berfokus pada
fisik dan finansial maka, sesungguhnya aset terbesar terletak pada SDM (Sumber
Daya Manusia) dan hubungan sosial yang tercipta dari individu manusia di
dalamnya. Bukan berarti aset lain tidak penting, kita tetap butuh aset lainnya
untuk melengkapi agar tujuan dari sekolah sebagai tempat pendidikan formal
terbaik yang berada di lingkungan masyarakat tercapai dengan maksimal.
Pemanfaatan aset sekolah saya implementasikan dalam
menata kelas 3 di tahun pelajaran 2022/2023 ini. Mengapa kelas menjadi pilihan
pertama ? Karena kelas adalah tempat pertama murid belajar di sekolah sehingga
banyak waktu dihabiskan di kelas. Kelas juga menjadi tempat pertama para murid
membekali diri mereka untuk ke lingkungan yang lebih luas. Sebagai seorang
guru, kelas juga menjadi tempat penting untuk saya yang berdomisili jauh dari
sekolah dengan jarak tempuh 55 KM.
Sebelum saya mempelajari modul Pemimpin dalam
Pengelolaan Sumber Daya, saya telah mengajak para murid membayangkan kelas
impian mereka. Keinginan dan harapan itu mereka tulis dalam catatan kecil kala
kami sedang membuat kesepakatan kelas 3 di awal tahun ajaran baru, Juli 2022
lalu. Banyak anak yang mengharapkan kelas yang cantik, indah, bagus, dan
nyaman. Tidak harus fisiknya saja, namun kehidupan sosial yang tumbuh di
dalamnya. Saya selalu mengajak para murid berdiskusi sebelum memulai proses belajar
mereka sebagai modal awal saya mempersiapkan desain pembelajaran di kelas
(bagian dari asesmen diagnostik non kognitif). Kelas menjadi tempat pertama
mereka mencurahkan apa yang mereka sukai, harapkan/inginkan, dan impikan untuk proses
belajar mereka ke depannya. Selain itu, saya juga turut serta mengajak para
orangtua yang tergabung dalam PULAS-3 (Paguyuban Kelas 3) untuk mendukung
program kelas yang berpihak kepada murid. Salah satunya dengan menata kelas 3
menjadi tempat nyaman untuk anak-anak belajar di sekolah. Menata kelas sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki, tidak hanya materi/finansial tetapi, ide dan
kreativitas para orangtua dan murid.
Perjalanan belajar bersama anak-anak hebat dari Juli
2022 sampai Maret 2023 telah mentransformasi kelas 3 menjadi kelas yang lebih
nyaman versi anak-anak. Selain melengkapi kelengkapan kelas, ada beberapa poin
yang menjadi fokus dalam menata kelas 3, yaitu adanya :
1.Kesepakatan Kelas
yang dibuat guru dan murid pada awal tahun ajaran baru ditempel di dinding
kelas dengan versi yang lebih menarik.
2.Pohon cita-cita terdapat
foto anak dan profesi mereka di masa depan.
3.Pohon harapan
berisi do’a orangtua yang ditulis sendiri oleh orangtua di selembar kertas
berbentuk hati.
4.Pojok baca dengan
desain yang disesuaikan dengan lingkungan kelas (tidak bisa duduk dibawah
karena kondisi lingkungan kelas yang banyak hewan melata) sehingga menggunakan
tangga berbahan papan sebagai tempat duduk murid ketika membaca di pojok baca.
5.Dinding literasi
menggunakan spanduk bekas sebagai media untuk menempelkan berbagai informasi
dan edukasi.
6.Zonasi kehadiran
murid yang setiap di pagi hari menjadi mainan pertama para murid karena mereka
memasukkan sebuah stik yang berisi foto profesi mereka pada sebuah kantong yang
terbuat dari bekas minuman bertuliskan Hadir, Izin, Sakit, dan Kemana ??
(artinya alpa).
7.Stiker tinggi
badan yang digunakan para murid untuk mengukur tinggi badannya setiap waktu
sekaligus sambil belajar nama hewan dalam kosakata Bahasa Inggris.
8.Beberapa
perlengkapan kelas yang terbuat dari bahan bekas seperti Kotak P3K terbuat dari
kotak sepatu bekas, kalender tahun 2023 yang berisi foto-foto kegiatan
anak-anak kelas 3 di sekolah terbuat dari kalender bekas, dan sebagainya.
9.Jadwal pelajaran,
jadwal piket, struktur organisasi kelas, dan struktur organisasi PULAS-3 dibuat
lebih menarik.
10.Hiasan yang
tergantung di langit-langit kelas berisi berbagai foto profesi masa depan para
murid. Suasana kelas yang sejuk dan berangin membuat gantungan ini sering
bergerak-gerak di langit kelas. Selain sebagai hiasan di kelas, ini juga menjadi
media saya mengajak para murid merefleksi sejenak sambil memandang profesi di
langit kelas.
11.Karya-karya para
murid yang ditempel pada dinding kelas dan di susun pada meja yang telah
disediakan dalam kelas.
Transformasi kelas juga dilakukan 5 kelas lainnya di
33 MB. Bersama guru kelas dan PULAS (Paguyuban Kelas) masing-masing berupaya
menata kelas lebih nyaman lagi agar proses belajar mengajar di kelas lebih
nyaman. Menjadikan sekolah khususnya kelas sebagai tempat yang selalu
dirindukan oleh warga sekolah.
Perubahan yang sedikit demi sedikit 33 MB lakukan dengan
mendesain dan melaksanakan 4 program unggulan yang berpihak kepada murid di
awal Juli 2022 lalu mulai PULAS (Paguyuban Kelas), NADI (Nabung Sejak Dini),
SEMATA (Senyum Manis Kita), dan D-Ka (Dari Kita Untuk Kita). Program unggulan
ke-5 33 MB yang bernama Operasi Semut juga mulai dilaksanakan pada awal tahun
2023 ini (semester genap). Program ini berfokus pada upaya sekolah menanamkan
cinta lingkungan sedini mungkin yang dimulai dari lingkungan terdekat para
murid dengan menjaga lingkungan dan alam sekolah. Beberapa kegiatan dalam
Program Operasi Semut seperti pengadaan TPS (Tempat Pembuangan Sampah) di
sekolah dan mencanangkan hari rabu sebagai HTS (Hari Tanpa Sampah) dengan membawa
bekal makanan/minuman pada kotak bekal/botol minuman dari rumah sebagai usaha
dalam menggalakkan 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Serta berkolaborasi dengan pihak lain khususnya yang berada dekat di
lingkungan sekolah dalam edukasi tentang cinta lingkungan dan alam.
Pemerintah daerah Kabupaten Bangka dalam hal ini
Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga yang merupakan perpanjangan tangan
dari pemerintah pusat mengapresiasi gerakan perubahan yang telah dilakukan 33
MB dengan memberikan bantuan renovasi dua unit kelas kepada 33 MB di tahun
2023. Alhamdulillah… Satu dari dua kelas itu adalah kelas 3.
Tidak ada yang instan dalam
proses belajar termasuk menata kelas ini. Tantangan pun tidak lepas dari usaha
sekolah yang terus berupaya mendesain program positif berpihak kepada para
murid. Tantangan terbesar adalah ketika melawan rasa ketidak percayaan diri sehingga
selalu muncul pertanyaan : “Apakah bisa kita melakukan ini ?” Namun, 33 MB percaya
waktu akan menjawabnya selama kita terus berkolaborasi dalam meningkatkan mutu
pendidikan khususnya di daerah perbatasan kabupaten.
Sebagai seorang pendidik, saya meyakinkan para murid
dengan semangat-semangat positif yang setiap waktu selalu disampaikan.
Kebersamaan anak-anak bersama para orangtua menata kelas juga menjadi bukti
bahwa proses belajar anak di sekolah juga menjadi bagian dari kolaborasi antara
pihak sekolah dan keluarga.
Selanjutnya video Menata Kelas 3 dengan memanfaatkan
aset sekolah tersedia di channel Youtube :
Kelas Impian versi anak-anak hebat Kelas 3 (Doc. Youtube Lisa Sya)
Semangat belajar untuk kita semua dan salam bahagia…
*Artikel ini telah tayang di : https://www.kompasiana.com/lisasya/642199e1d3aa0f498642f512/menata-kelas-3-dengan-aset-yang-dimiliki-33-mb
Program D-Ka 33 MB Berbagi Paket Alat Tulis (Doc. Pribadi)
D-Ka (Dari Kita Untuk Kita) merupakan program sosial anak dan
menjadi salah satu program unggulan UPTD SD Negeri 33 Mendo Barat (biasa kami
sebut 33 MB). Tujuan dari program yang berdampak pada murid ini adalah menanamkan
sikap saling berbagi dan peduli kepada orang lain, mengajarkan anak untuk hidup
sederhana, juga mendukung tumbuh kembang kemampuan kognitif serta fisik anak.
D-Ka perdana hadir di perayaan ulang tahun negara tercinta
Republik Indonesia bulan Agustus 2022 lalu tepat satu hari sebelum perayaan HUT
ke-77 RI (baca di sini). Saat itu D-Ka dilaksanakan dengan berbagi sembako.
Sembako yang dikumpulkan para murid 33 MB dibagikan kepada 11 murid yang
membutuhkan. Antusias para murid dan semangat para orangtua yang tergabung
dalam PULAS (Paguyuban Kelas) membuat program D-Ka ini kembali menyelenggarakan
kegiatan berbagi di tahun baru 2023. Berbeda dengan program D-Ka sebelumnya
dengan berbagi sembako, D-Ka kali ini berbagi paket alat tulis dalam rangka
menyambut tahun pelajaran 2022/2023 semester genap.
Teknis pelaksanaan sama dengan D-Ka sebelumnya, para murid 33
MB secara sukarela menyumbangkan alat tulis baru yang mereka miliki. Alat tulis
dapat berupa buku tulis, buku gambar, pulpen, pensil, penghapus, penggaris,
dan/atau alat tulis lainnya. Semua alat tulis yang dikumpulkan para murid dibagi
menjadi beberapa paket alat tulis. Semua proses ini dilakukan sendiri oleh para
murid dan peran guru memantau agar kegiatan dapat terlaksana semestinya. Selain
itu, peran Komite PULAS (Paguyuban Kelas) 33 MB juga sangat penting dalam
program ini. Ketua PULAS yang tergabung dalam Komite PULAS 33 MB menentukan
anak-anak yang berhak menerima paket alat tulis dan dari 6 kelas ada 22 murid
yang menerima paket alat tulis.
Hari ini, Selasa / 07 Februari 2023 paket alat tulis
dibagikan kepada 22 murid yang membutuhkan. Hal menarik yang ditemui dalam
kegiatan hari ini adalah antusias para murid lain dalam membagikan paket alat
tulis kepada teman-temannya. Pendidikan sejatinya tidak hanya berfokus pada
mengajarkan materi pelajaran saja, namun menguatkan karakter positif seperti
sikap peduli dan empati yang telah tumbuh dalam pribadi anak juga menjadi
bagian terpenting untuk kehidupan mereka nantinya.
Selanjutnya Program D-Ka akan terus dilaksanakan di 33 MB
dalam moment perayaan agama, hari nasional atau perayaan lainnya. Kemudian
orangtua dalam PULAS juga dilibatkan untuk menentukan kegiatan yang akan
dilaksanakan dan target penerima D-Ka ini karena pendidikan karakter akan tercapai maksimal dengan
melibatkan semua pihak termasuk kolaborasi antara sekolah dan para orangtua.
Terima kasih untuk seluruh anak hebat 33 MB juga para
orangtua yang selalu mendukung kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sekolah
terutama kegiatan yang berpusat kepada anak.
Mari..dukung program D-Ka (Dari Kita Untuk Kita) 33 MB. Harapan
33 MB kepada seluruh murid dengan adanya program ini menumbuhkan sikap saling
berbagi dan peduli sesama mulai dari hal kecil dan lingkungan sekitar kita.
Semangat belajar untuk kita semua dan salam bahagia..
*Artikel ini telah tayang di Kompasiana dengan link :