Kamis, 07 Maret 2024

Observasi Kelas Penuh Cerita

 

Observasi Kelas 1 33 MB, Rabu/06 Maret 2024 (Doc. Pribadi)

        Dalam upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di dunia pendidikan, Kemendikbudristek hadir membersamai pembelajaran yang berdampak pada capaian belajar murid, salah satunya melalui peningkatan peran profesional guru sebagai garda terdepan pendidikan Indonesia melalui transfromasi Pengelolaan Kinerja yang tersedia di aplikasi Platform Merdeka Mengajar (PMM). Tujuannya tidak lain agar Pengelolaan Kinerja dapat lebih praktis, relevan, dan berdampak nyata. Para guru dan kepala sekolah tidak perlu lagi mengisi E-Kinerja BKN karena Pengelolaan Kinerja yang tersedia di PMM telah terintegrasi dengan E-Kinerja BKN.

Proses penggunaan Pengelolaan Kinerja di PMM oleh para guru dan kepala sekolah mulai Januari 2024 juga telah dirasakan oleh saya dan rekan-rekan di UPTD SD Negeri 33 Mendo Barat (biasa kami sebut “33 MB”). Perencanaan yang dituangkan dalam Rencana Hasil Kinerja (RHK) pada bulan Januari lalu kini telah memasuki pelaksanaan observasi kelas di bulan Maret. Namun, sebelumnya persiapan observasi kelas ini telah dikomunikasikan bersama kepala sekolah di bulan Februari.

Observasi kelas atau dulunya lebih dikenal supervisi kelas menjadi agenda wajib yang dilaksanakan oleh kepala satuan pendidikan (kepala sekolah) sebagai upaya meningkatkan peran profesional guru dalam proses pembelajaran yang telah berlangsung di sekolah. Namun, hal menarik yang saya rasakan dalam menyiapkan observasi kelas tahun ini adalah kebebasan guru dalam menentukan fokus perilaku yang akan dikembangkan. Observasi kelas kini dirancang bukan hanya mengidentifikasi kesulitan-kesulitan guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran namun, dikemas dengan lebih ringkas seperti banyak melibatkan guru dalam proses menemukan dan menyelesaikan kesulitan yang ditemui dalam proses belajar mengajarnya. Melalui banyak rerkomendasi yang nantinya akan disediakan dalam tahapan Pengelolaan Kinerja di PMM, guru diharapkan dapat lebih fokus pada praktik kinerja dan perilaku kinerja.

Bulan Maret menjadi jadwal observasi kelas untuk para guru termasuk kami di 33 MB. Fokus observasi yang saya tentukan dalam observasi kelas semester ini adalah memfasilitasi kegiatan pembelajaran yang memberi peran pada semua murid dengan memotivasi para murid untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, menyediakan peran dalam kelompok untuk memastikan semua anggota kelompok mendapatkan peran, dan memberi dukungan serta kesempatan pada murid yang pasif untuk berperan. Fokus perilaku ini menjadi kunci saya dalam mendesain Modul Ajar dalam observasi kelas.

Rabu / 06 Maret 2024 menjadi jadwal observasi kelas saya bersama anak-anak hebat kelas 1. Saya melanjutkan materi matematika “Mengenal Bangun Datar”. Mulai dengan menayangkan video lagu “Topi Saya Bundar” dan bernyanyi bersama menggunakan topi yang telah dibawa dari rumah menjadi awal untuk mengingat kembali materi pembelajaran pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya, mengindentifikasi bangun datar dari video yang ditayangkan serta benda konkret yang ada di dalam kelas hingga mengerjakan Lembar Kerja (LK) dalam kelompok. Lalu, bagaimana anak-anak kelas 1 dapat membagi peran dalam suatu kelompok? Apalagi di pertengahan pembelajaran, beberapa anak menangis karena belum mendapatkan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. Sungguh..ini menjadi tantangan terbesar bagi saya. Menyikapi kejadian tak terduga ini, saya memberikan kesempatan kepada beberapa anak yang belum tampil untuk maju bersamaan. Alhasil, mereka pun dapat menyimpulkan bahwa keadaan menjadi lebih ramai karena anak-anak menjawab pertanyaan secara bersamaan.

Banyak hal menarik lainnya yang membuat saya  terus tersenyum disepanjang proses pembelajaran, salah satunya pembagian peran anak-anak dalam mengerjakan LK kelompok (menulis, menggunting, dan menempel). Ada anak yang langsung membagikan peran untuk anggota kelompoknya dan semuanya menyapakati. Kemudian, ada kelompok yang  menggunakan teknik “hom pim pa” dalam menentukan peran di kelompoknya. Hal ini dilakukan untuk menghindari pertengkaran / rebutan peran. Saya memfasilitasi para murid jika terjadi hal yang tidak terduga terjadi selama proses pembelajaran ini berlangsung.

Setelah semua kelompok menyelesaikan lembar kerjanya, setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil tugas kelompoknya di depan kelas. Setiap anak di dalam kelompok juga mendapatkan kesempatan yang sama untuk menceritakan hasil kerja kelompoknya. Bagian akhir dari proses pembelajaran ini adalah saya meminta anak-anak mengungkapkan perasaannya dengan memberikan tanda checklist pada emoji yang ditampilkan pada layar proyektor di papan tulis. Semua anak memberikan emoji bahagianya yang menjadi pertanda betapa bahagianya mereka di hari itu. Pembelajaran hari ini pun kami tutup dengan makan kue bersama yang telah disiapkan oleh salah satu ibu dari anak kelas 1.

Pasca observasi kelas, kepala sekolah menanyakan beberapa perihal kepada saya termasuk indikator yang terpenuhi dan perlu dikembangkan selanjutnya. Sembari menunggu hasil penilaian observasi kelas oleh kepala sekolah pada Pengelolaan Kinerja di PMM,  saya pun mulai menulis kembali beberapa hal menarik yang saya temukan, termasuk hal tidak terduga yang muncul, tantangan yang dihadapi, serta hal yang akan terus dikembangkan dalam proses pembelajaran selanjutnya.

Bapak/Ibu guru hebat Indonesia, mari bersama kita mulai kegiatan observasi kelas ini dengan melaraskan persepsi bahwa ini merupakan bagian dari proses belajar kita juga sebagai guru. Kita diberi kesempatan bersama untuk menemukan kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran yang telah berlangsung, didampingi dalam menemukan solusinya baik itu oleh kepala sekolah selaku atasan kita di sekolah, dan diberi banyak rekomendasi perbaikan melalui Pengelolaan Kinerja di PMM untuk belajar. Tentunya observasi kelas ini bukanlah penilaian akhir dari kinerja kita. Penilaian Kinerja sesungguhnya terletak dari perubahan yang kita lakukan sebelum dan sesudah observasi ini dilaksanakan.

Tidak ada hal yang perlu kita khawatirkan selama kita bahagia melakukannya. Mari bersama mengingat kembali, bahwa menjadi guru adalah bagian termulia dalam perjalanan hidup kita.

Semangat belajar untuk kita semua…

Salam dan Bahagia.

*Artikel ini juga tersedia di link: https://www.kompasiana.com/lisasya/65e9d2f3c57afb662f012798/observasi-kelas-penuh-cerita


Sabtu, 04 November 2023

Berbagi Praktik Baik Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi

 

NSBPB (Narasumber Berbagi Praktik Baik) merupakan salah satu dari 6 dukungan Kemendikbudristek bagi satuan pendidikan dalam menerapkan Kurikulum Merdeka jalur Mandiri. NSBPB adalah para guru/tutor/pendidik lainnya atau kepala sekolah/satuan pendidikan yang telah memiliki praktik baik terkait implementasi Kurikulum Merdeka maupun prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka. Kesempatan menjadi Narasumber Berbagi Praktik Baik membawa saya pada banyak momen yang tidak akan dapat terlupa. Bertemu banyak orang dalam berbagi praktik baik semakin menguatkan saya bahwa dengan berbagi praktik lain langsung selain menguatkan refleksi kita namun, dapat memberikan referensi praktik baik terutama dalam proses pembelajaran kepada para pendidik. Salah satu kesempatan itu ketika saya diberi kesempatan untuk memenuhi undangan BGP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai fasilitator dalam kegiatan Pelatihan dan Pendampingan Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi bagi Guru Jenjang Sekolah Dasar Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 20 sampai 23 Oktober 2023 lalu bertempat di Hotel Santika Bangka Tengah.

Pelatihan dan Pendampingan yang berlangsung selama 4 hari ini merupakan bagian dari bentuk dukungan BGP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk memperkuat pemahaman para guru jenjang Sekolah Dasar dalam menerapkan pembelajaran berdirefensiasi. BGP Provinsi Kepualauan Bangka Belitung dalam kegiatan ini berkolaborasi dengan BGP Provinsi Jambi. Ibu Nenden dan Ibu Rosi berasal dari BGP Provinsi Jambi menjadi narasumber dalam pengembangan modul ajarnya.  Selain itu, hadir pula NSBPB dari Bangka Selatan, Ibu Wistri sebagai patner saya dalam berbagi praktik baik penerapan pembelajaran berdiferensiasi.

Selama 4 hari, 48 peserta guru muda jenjang SD yang berasal dari 7 Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mendapatkan materi dari narasumber terkait dengan refleksi bersama proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, mengapa pembelajaran berdiferensiasi menjadi pilihan dalam proses pembelajaran, penguatan pemahaman tentang pentingnya memetakan  kebutuhan belajar murid, dan merancang modul ajar pembelajaran berdiferensiasi. Setelah itu, para peserta bersama fasilitator mempersiapkan modul ajar yang telah dirancang sesuai dengan kebutuhan sekolahnya masing-masing. Sesi terakhirnya para peserta melakukan simulasi mengajar untuk mempraktikkan modul ajar yang telah dirancang pada sesi sebelumnya.

Sebagai fasilitator dalam kegiatan ini, pada awal pertamuan saya mendapat banyak kesempatan mendengarkan pengalaman para guru dari berbagai wilayah di Bangka Belitung pada setiap sesinya. Termasuk pada bagian refleksi awal, ketika seorang guru yang menceritakan jarak tempuh 90 KM untuk menuju ke sekolah. Selain itu, guru lain menceritakan harus tetap fokus dengan tanggung jawabnya sebagai pendidik namun, diberi amanah sebagai bendahara sekolah serta tugas penting lainnya di dalam maupun luar sekolah. Hal ini membuatnya mengalami kesulitan dalam mengatur waktu. Banyak lagi pengalaman yang saya dengarkan pada sesi refleksi awal ini.

Keterlibaran para guru dalam kegiatan selanjutnya juga sungguh luar biasa. Salah satunya ketika para guru mempersiapkan rancangan modul ajar untuk dipraktikkan di akhir pertemuan (sesi simulasi mengajar). Keaktifan peserta dalam tanya jawab dan diskusi terjadi sepanjang kegiatan berlangsung. Termasuk miss konsepsi penerapan pembelajaran berdiferensiasi yang terjadi di sekolah. Sehingga untuk memecahkan miss konsepsi ini saya mengajak para peserta untuk kembali lagi pada hakikat belajar. Proses belajar tidak dapat berlangsung dalam waktu yang singkat dan satu-dua kali pertemuan saja. Proses belajar yang beriringan dengan refleksi akan membawa pada perencanaan yang lebih baik pada kesempatan berikutnya. Jika bagian ini terlewatkan maka, dipastikan miss konsepsi itu akan terus terjadi.

Waktu kegiatan yang berlangsung selama 4 hari dengan jumlah peserta yang terbatas membuat saya sebagai fasilitator punya kesempatan lebih untuk mengenal para peserta termasuk beberapa peserta yang mendominiasi dalam mengeluarkan pendapatnya. Saya juga memberikan dukungan semangat kepada para peserta yang kurang aktif mengeluarkan pendapatnya menggunakan media online (aplikasi padlet). Dalam suatu kesempatan saya menampilkan pendapat peserta yang telah ditulis pada link padlet. Beberapa peserta saya berikan kesempatan untuk membaca tulisannya sendiri dan menceritakan hal lainnya sebagai penguatan kondisi tersebut. Dari hal  ini, memberikan pemahaman baru untuk saya bahwa semua orang dapat menceritakan pengalamannya dengan berbagai media maupun cara yang nyaman untuknya. Ada yang langsung menceritakan di depan banyak orang dan ada juga dalam bentuk tulisan pada berbagai media yang tersedia. Pastinya sebagai fasilitator, saya harus menghargai itu sebagai bentuk keberagaman dalam berpendapat. Saya juga memberikan kesempatan para peserta berbagi peran dalam kelompoknya saat sesi simulasi mengajar. Ada peserta yang bertindak sebagai guru yang melakukan simulasi mengajar, MC, dokumentasi, dan asesor. Sehingga semua peran diharapkan dapat mengakomodir keberagaman para peserta.

Tantangan yang saya hadapi dan juga menjadi bahan refleksi saya ketika banyak peserta yang menyampaikan bahwa waktu yang diberikan untuk kegiatan ini tidak cukup. Banyak dari guru baru kali pertama dilibatkan dalam pelatihan Kurikulum Merdeka. Padahal saat ini banyak tersedia pelatihan untuk mengenal dan mempelajari Kurikulum Merdeka yang tersedia secara daring. Namun, itu belum terbiasa untuk para guru lakukan. Refleksi lain ketika para guru yang belum memiliki modal cukup untuk prinsip-prinsip penerapan Kurikulum Merdeka sehingga, banyak materi dasar yang harus saya sampaikan pada kegiatan ini.

Pengalaman berbagi ini menjadi momen berharga karena saya pun belajar banyak hal dari mendengarkan cerita/pengalaman dari guru lain sebagai bahan refleksi saya untuk terus menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Semangat belajar untuk kita semua..

Salam dan Bahagia..

Senin, 09 Oktober 2023

Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Berkala bagi Anak Usia Sekolah

 

Tim Puskesmas Penagan bersama 33 MB

Anak usia sekolah merupakan sasaran strategis untuk pelaksanaan program kesehatan. Selain jumlahnya yang besar, mereka juga merupakan sasaran yang mudah dijangkau karena terorganisir dengan baik yaitu berada di sekolah/madrasah. Sementara anak yang berada di luar sekolah dapat dijangkau di lembaga pendidikan lainnya. Sebagai amanah dalam pemenuhan atas hak kesehatan yang sama untuk semua anak Indonesia, kegiatan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala perlu dilaksanakan oleh tim terkait. Selain itu, pentingnya kegiatan ini untuk mendeteksi dini masalah kesehatan yang dapat mengganggu proses belajar dan tumbuh kembang anak sehingga dapat ditindak lanjuti dengan segera. Hasil penjaringan kesehatan juga dapat digunakan untuk merencanakan program kesehatan di sekolah dan lembaga pendidikan lainnya.

Sebagai sekolah yang menjadi naungan Puskesmas Penagan, senin / 09 Oktober 2023 pukul 09.00 WIB, para murid kelas 1  UPTD SD Negeri 33 Mendo Barat sangat antusias kala dilakukan pemeriksaan oleh tim puskesmas. Walaupun ini bukanlah pengalaman pertama bagi mereka karena sebelumnya sering dilakukan saat masih di TK, namun semangat menyambut kedatangan tim puskesmas tidak dapat terelakkan. Bahkan seorang anak ada yang bertanya kepada tim, “Kenapa kita tidak di suntik, pak?” Mendengar anak itu mengatakan demikian, kami pun tersenyum lebar.

Pemeriksaan Kesehatan di Kelas 1

Sebelum memulai pemeriksaan, salah satu dari tim puskesmas menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan. Para murid pun secara bergantian melakukan pemeriksaan kesehatan mereka. Mulai dari pengukuran Tinggi Badan (TB), pengukuran Berat Badan (BB), pemeriksaan telinga, gigi dan mulut, kuku, kulit serta rambut mereka. Kemudian, para murid juga ditanyakan beberapa pertanyaan terkait pemenuhan kesehatan mereka. Selain itu, kelas lainnya juga mendapatkan pemeriksaan kesehatan berkala juga dari tim Puskesmas Penagan.

Bapak Dianto Tanzar, S.Pd selaku kepala UPTD SD Negeri 33 Mendo Barat menyambut baik kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas Penagan ini. Setelah tim puskesmas menyampaikan tujuan dari kegiataan ini, bapak kepala sekolah mengatakan bahwa, “Kesehatan anak adalah tanggung jawab kita bersama agar generasi Indonesia kelaknya tumbuh menjadi pribadi yang sehat jasmani dan rohaninya serta tumbuh menjadi generasi Indonesia yang siap bersaing di eranya.”

Kolaborasi 33 MB bersama Puskesmas Penagan tidak hanya terjalin dari kegiatan pemeriksaan kesehatan berkala yang sedikitnya dilakukan 1 tahun sekali ini saja, namun sebelumnya kolaborasi 33 MB dan Puskesmas Penagan juga telah dilakukan dalam kegiatan sosialisasi sikat gigi bersama dokter gigi dan tim dari Puskesmas Penagan (baca disini). Mengingat pentingnya kegiatan yang serupa, maka untuk ke depan program Semata (Senyum Manis Kita) akan terus 33 MB lanjutkan demi pemenuhan kebutuhan kesehatan anak agar lebih masksimal.

Terima kasih tim Puskesmas Penagan dan tetap berkolaborasi bersama 33 MB dalam semangat sehat bersama anak-anak hebat…

Semangat belajar untuk kita semua…

Salam dan Bahagia…

 

 

 

Selasa, 30 Mei 2023

Pengukuhan Guru Penggerak oleh Wakil Bupati Bangka

Pengukuhan Guru Penggerak Bangka BERAKSI (Doc. Pribadi)


Bangka, 30 Mei 2023 menjadi tanggal yang paling bersejarah bagi 30 guru penggerak di Kabupaten Bangka. Pukul 11.30 WIB bertepat di Rumah Makan Pangeran Sungailiat, Syahbudin, S.IP., M.Tr.IP selaku wakil bupati Bangka mengukuhkan 30 Guru Penggerak Angkatan 5 Bangka yang berasal dari jenjang TK, SD, SMP SMA, dan SMK. Selain itu, wakil bupati Bangka juga mengukuhkan Komunitas Guru Penggerak Bangka BERAKSI (Berbagi, Bersinergi, dan Berkolaborasi) yang menjadi komunitas guru penggerak pertama di Kabupaten Bangka.

Setelah melewati perjalanan panjang selama 16 bulan, mulai dari proses seleksi tahap pertama dengan melengkapi administrasi dan mengisi esai (Oktober 2021), seleksi tahap kedua dengan mengikuti simulasi mengajar dan wawancara (Januari 2022) oleh asesor dari Kemdikbudristek, barulah Maret 2023 dinyatakan resmi menjadi Calon Guru Penggerak dan siap mengikuti serangkaian pendidikan yang dilaksanakan kurang lebih 6 bulan. Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 5 dimulai bulan Mei sampai Desember 2022 dan resmi ditutup akhir Januari 2023. Tepatnya 31 Januari 2023, 30 Calon Guru Penggerak Kabupaten Bangka resmi menjadi Guru Penggerak Angkatan 5.

Berangkat dari perjalanan panjang dan berharga itu, tanggal 27 Maret 2023 bertempat di ruang pertemuan Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahrga Kabupaten Bangka yang didukung penuh oleh Bapak Rozali, S.H., M.Si selaku kepala Dikpora Bangka, terbentuklah kepengurusan komunitas Guru Penggerak Bangka yang diberi nama “Guru Penggerak Bangka BERAKSI (Berbagi, Bersinergi, dan Berkolaborasi)”. Adapun ketua komunitas, Derry Nodyanto, M.Pd dari SMA Negeri 1 Pemali, wakil ketua Norpiyar, S.Pd dari UPTD SMP Negeri 2 Riau Silip, Sekretaris Lisa, S.Pd dari UPTD SD Negeri 33 Mendo Barat, dan Fitri Rahayu, S.Pd.I dari TK Tunas Jaya Sungailiat serta 4 Kelompok Kerja (Pokja) yang terdiri dari ketua, sekretaris, dan 4-5 Guru Penggerak.

Dalam sambutannya, wakil bupati Bangka menyampaikan, Sebagai bagian dari pemerintah daerah, saya sangat bangga dan bersyukur kepada guru penggerak angkatan 5 ini yang memiliki komitmen dan dedikasi yg luar biasa dalam memajukan kualitas pendidikan di daerah kita. Guru penggerak ini adalah para pendidik terpilih dan memiliki kualitas membanggakan. Mereka adalah agen perubahan di dunia pendidikan kita”. Bapak Syahbudin juga mengajak para stakehoder pendidikan untuk memberikan apresiasi dan dukungan kepada para guru penggerak dan komunitas belajar Bangka BERAKSI untuk kita bersama-sama menciptakan ekosistem pendidikan yang inklusif, berdaya saing dan berkualitas.

Pengukuhan siang itu juga dihadiri oleh para tamu undangan dari Balai Guru Penggerak Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, jajaran Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, jajaran Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bangka, kepala sekolah dan pengawas sekolah di instansi guru penggerak bertugas, serta Pengajar Praktik. Saipul Bakhri, S.Pd selaku Kabid Pembinaan SMK Dinas Pendidikan Provinsi mendukung komunitas ini sebagai bentuk kolaborasi para guru dari berbagai jenjang mulai dari TK, SD, SMP, dan SMA/SMK dalam memajukan pendidikan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Pengukuhan Guru Penggerak Bangka BERAKSI (Doc. Pribadi)


Pengukuhan Guru Penggerak dan Komunitas Bangka BERAKSI merupakan bentuk keseriusan 30 Guru Penggerak dalam berkolaborasi berbagi praktik baik dan menjadi bagian dari agen transformasi dalam dunia pendidikan Indonesia khususnya di Kabupaten Bangka dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Hal ini disampaikan Derry Nodyanto selaku ketua komunitas,
“Kita guru penggerak angkatan 5 dan komunitas guru penggerak Bangka BERAKSI (Berbagi, Bersinergi, dan Berkolaborasi) sesuai dengan akronimnya siap bersama-sama dengan pemerintah daerah untuk bergotong royong berbagi informasi dan berbagi praktik baik dalam transformasi pendidikan agar wajah dan kualitas pendidikan Indonesia, khususnya di wilayah Provinsi Kep. Babel menjadi lebih baik lagi sesuai dengan cita-cita pendidikan nasional dan cita luhur bapak Ki Hajar Dewantara”.

Terakhir..terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang terlibat dalam proses perjalanan panjang kami hingga kegiatan pengukuhan ini terlaksana dengan lancar dan sukses. Bersama…kita berbagi, bersinergi, dan berkolaborasi menuju Pendidikan Indonesia yang Merdeka.

Semangat belajar untuk kita semua.

Salam Guru Penggerak… Salam dan Bahagia…

 

*Artikel ini telah tayang di : https://www.kompasiana.com/lisasya/6476bc2d8221992138542582/pengukuhan-guru-penggerak-oleh-wakil-bupati-bangka 

 

Senin, 27 Maret 2023

Menata Kelas 3 dengan aset yang dimiliki 33 MB

Kelas Impian versi anak-anak hebat Kelas 3 (Doc. Pribadi)

Apa yang terbesit di pikiran kita ketika mendengar kata “aset sekolah” ?? Akankah kita hanya berfokus pada sarana prasarana sekolah ?? atau finansial sekolah ?? Lalu, bagaimana dengan sekolah yang mempunyai sarana prasarana belum memadai dan keuangan yang terbatas ??

Ketika saya mengikuti Pendidikan Guru Penggerak (PGP), saya mempelajari modul Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya. Dalam modul itu, ada materi menarik yang sungguh menyentuh hati bahkan saya ingat betul ketika menyelesaikan salah satu tugasnya, saya sampai meneteskan airmata. Video pembuka yang ditampilkan pada materi itu mengingatkan pada sekolah yang hampir setiap hari menjadi tujuan saya. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran di kelas 3, saya berusaha menyediakan tempat ternyaman untuk 18 anak hebat Air Pelempang dengan aset terbesar yang dimiliki oleh kelas yaitu Sumber Daya Manusia (SDM).

Ada 7 aset atau modal yang dimiliki oleh sebuah komunitas termasuk itu sekolah, yaitu manusia, sosial, fisik, lingkungan/alam, finansial, politik, agama dan budaya. Jika selama ini aset hanya berfokus pada fisik dan finansial maka, sesungguhnya aset terbesar terletak pada SDM (Sumber Daya Manusia) dan hubungan sosial yang tercipta dari individu manusia di dalamnya. Bukan berarti aset lain tidak penting, kita tetap butuh aset lainnya untuk melengkapi agar tujuan dari sekolah sebagai tempat pendidikan formal terbaik yang berada di lingkungan masyarakat tercapai dengan maksimal.

Pemanfaatan aset sekolah saya implementasikan dalam menata kelas 3 di tahun pelajaran 2022/2023 ini. Mengapa kelas menjadi pilihan pertama ? Karena kelas adalah tempat pertama murid belajar di sekolah sehingga banyak waktu dihabiskan di kelas. Kelas juga menjadi tempat pertama para murid membekali diri mereka untuk ke lingkungan yang lebih luas. Sebagai seorang guru, kelas juga menjadi tempat penting untuk saya yang berdomisili jauh dari sekolah dengan jarak tempuh 55 KM.

Sebelum saya mempelajari modul Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya, saya telah mengajak para murid membayangkan kelas impian mereka. Keinginan dan harapan itu mereka tulis dalam catatan kecil kala kami sedang membuat kesepakatan kelas 3 di awal tahun ajaran baru, Juli 2022 lalu. Banyak anak yang mengharapkan kelas yang cantik, indah, bagus, dan nyaman. Tidak harus fisiknya saja, namun kehidupan sosial yang tumbuh di dalamnya. Saya selalu mengajak para murid berdiskusi sebelum memulai proses belajar mereka sebagai modal awal saya mempersiapkan desain pembelajaran di kelas (bagian dari asesmen diagnostik non kognitif). Kelas menjadi tempat pertama mereka mencurahkan apa yang mereka sukai, harapkan/inginkan, dan impikan untuk proses belajar mereka ke depannya. Selain itu, saya juga turut serta mengajak para orangtua yang tergabung dalam PULAS-3 (Paguyuban Kelas 3) untuk mendukung program kelas yang berpihak kepada murid. Salah satunya dengan menata kelas 3 menjadi tempat nyaman untuk anak-anak belajar di sekolah. Menata kelas sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, tidak hanya materi/finansial tetapi, ide dan kreativitas para orangtua dan murid.

Perjalanan belajar bersama anak-anak hebat dari Juli 2022 sampai Maret 2023 telah mentransformasi kelas 3 menjadi kelas yang lebih nyaman versi anak-anak. Selain melengkapi kelengkapan kelas, ada beberapa poin yang menjadi fokus dalam menata kelas 3, yaitu adanya :

1.       Kesepakatan Kelas yang dibuat guru dan murid pada awal tahun ajaran baru ditempel di dinding kelas dengan versi yang lebih menarik.

2.      Pohon cita-cita terdapat foto anak dan profesi mereka di masa depan.

3.      Pohon harapan berisi do’a orangtua yang ditulis sendiri oleh orangtua di selembar kertas berbentuk hati.

4.     Pojok baca dengan desain yang disesuaikan dengan lingkungan kelas (tidak bisa duduk dibawah karena kondisi lingkungan kelas yang banyak hewan melata) sehingga menggunakan tangga berbahan papan sebagai tempat duduk murid ketika membaca di pojok baca.

5.      Dinding literasi menggunakan spanduk bekas sebagai media untuk menempelkan berbagai informasi dan edukasi.

6.     Zonasi kehadiran murid yang setiap di pagi hari menjadi mainan pertama para murid karena mereka memasukkan sebuah stik yang berisi foto profesi mereka pada sebuah kantong yang terbuat dari bekas minuman bertuliskan Hadir, Izin, Sakit, dan Kemana ?? (artinya alpa).

7.      Stiker tinggi badan yang digunakan para murid untuk mengukur tinggi badannya setiap waktu sekaligus sambil belajar nama hewan dalam kosakata Bahasa Inggris.

8.     Beberapa perlengkapan kelas yang terbuat dari bahan bekas seperti Kotak P3K terbuat dari kotak sepatu bekas, kalender tahun 2023 yang berisi foto-foto kegiatan anak-anak kelas 3 di sekolah terbuat dari kalender bekas, dan sebagainya.

9.     Jadwal pelajaran, jadwal piket, struktur organisasi kelas, dan struktur organisasi PULAS-3 dibuat lebih menarik.

10.  Hiasan yang tergantung di langit-langit kelas berisi berbagai foto profesi masa depan para murid. Suasana kelas yang sejuk dan berangin membuat gantungan ini sering bergerak-gerak di langit kelas. Selain sebagai hiasan di kelas, ini juga menjadi media saya mengajak para murid merefleksi sejenak sambil memandang profesi di langit kelas.

11.    Karya-karya para murid yang ditempel pada dinding kelas dan di susun pada meja yang telah disediakan dalam kelas.

Transformasi kelas juga dilakukan 5 kelas lainnya di 33 MB. Bersama guru kelas dan PULAS (Paguyuban Kelas) masing-masing berupaya menata kelas lebih nyaman lagi agar proses belajar mengajar di kelas lebih nyaman. Menjadikan sekolah khususnya kelas sebagai tempat yang selalu dirindukan oleh warga sekolah.

Perubahan yang sedikit demi sedikit 33 MB lakukan dengan mendesain dan melaksanakan 4 program unggulan yang berpihak kepada murid di awal Juli 2022 lalu mulai PULAS (Paguyuban Kelas), NADI (Nabung Sejak Dini), SEMATA (Senyum Manis Kita), dan D-Ka (Dari Kita Untuk Kita). Program unggulan ke-5 33 MB yang bernama Operasi Semut juga mulai dilaksanakan pada awal tahun 2023 ini (semester genap). Program ini berfokus pada upaya sekolah menanamkan cinta lingkungan sedini mungkin yang dimulai dari lingkungan terdekat para murid dengan menjaga lingkungan dan alam sekolah. Beberapa kegiatan dalam Program Operasi Semut seperti pengadaan TPS (Tempat Pembuangan Sampah) di sekolah dan mencanangkan hari rabu sebagai HTS (Hari Tanpa Sampah) dengan membawa bekal makanan/minuman pada kotak bekal/botol minuman dari rumah sebagai usaha dalam menggalakkan 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Serta berkolaborasi dengan pihak lain khususnya yang berada dekat di lingkungan sekolah dalam edukasi tentang cinta lingkungan dan alam.

Pemerintah daerah Kabupaten Bangka dalam hal ini Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga yang merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah pusat mengapresiasi gerakan perubahan yang telah dilakukan 33 MB dengan memberikan bantuan renovasi dua unit kelas kepada 33 MB di tahun 2023. Alhamdulillah… Satu dari dua kelas itu adalah kelas 3.

Tidak ada yang instan dalam proses belajar termasuk menata kelas ini. Tantangan pun tidak lepas dari usaha sekolah yang terus berupaya mendesain program positif berpihak kepada para murid. Tantangan terbesar adalah ketika melawan rasa ketidak percayaan diri sehingga selalu muncul pertanyaan : “Apakah bisa kita melakukan ini ?” Namun, 33 MB percaya waktu akan menjawabnya selama kita terus berkolaborasi dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya di daerah perbatasan kabupaten.

Sebagai seorang pendidik, saya meyakinkan para murid dengan semangat-semangat positif yang setiap waktu selalu disampaikan. Kebersamaan anak-anak bersama para orangtua menata kelas juga menjadi bukti bahwa proses belajar anak di sekolah juga menjadi bagian dari kolaborasi antara pihak sekolah dan keluarga.

Selanjutnya video Menata Kelas 3 dengan memanfaatkan aset sekolah tersedia di channel Youtube :

                            Kelas Impian versi anak-anak hebat Kelas 3 (Doc. Youtube Lisa Sya)

 

Semangat belajar untuk kita semua dan salam bahagia…

 

*Artikel ini telah tayang di : https://www.kompasiana.com/lisasya/642199e1d3aa0f498642f512/menata-kelas-3-dengan-aset-yang-dimiliki-33-mb 

 

Selasa, 07 Februari 2023

D-Ka 33 MB Berbagi Paket Alat Tulis

 

Program D-Ka 33 MB Berbagi Paket Alat Tulis (Doc. Pribadi)

D-Ka (Dari Kita Untuk Kita) merupakan program sosial anak dan menjadi salah satu program unggulan UPTD SD Negeri 33 Mendo Barat (biasa kami sebut 33 MB). Tujuan dari program yang berdampak pada murid ini adalah menanamkan sikap saling berbagi dan peduli kepada orang lain, mengajarkan anak untuk hidup sederhana, juga mendukung tumbuh kembang kemampuan kognitif serta fisik anak.

D-Ka perdana hadir di perayaan ulang tahun negara tercinta Republik Indonesia bulan Agustus 2022 lalu tepat satu hari sebelum perayaan HUT ke-77 RI (baca di sini). Saat itu D-Ka dilaksanakan dengan berbagi sembako. Sembako yang dikumpulkan para murid 33 MB dibagikan kepada 11 murid yang membutuhkan. Antusias para murid dan semangat para orangtua yang tergabung dalam PULAS (Paguyuban Kelas) membuat program D-Ka ini kembali menyelenggarakan kegiatan berbagi di tahun baru 2023. Berbeda dengan program D-Ka sebelumnya dengan berbagi sembako, D-Ka kali ini berbagi paket alat tulis dalam rangka menyambut tahun pelajaran 2022/2023 semester genap.

Teknis pelaksanaan sama dengan D-Ka sebelumnya, para murid 33 MB secara sukarela menyumbangkan alat tulis baru yang mereka miliki. Alat tulis dapat berupa buku tulis, buku gambar, pulpen, pensil, penghapus, penggaris, dan/atau alat tulis lainnya. Semua alat tulis yang dikumpulkan para murid dibagi menjadi beberapa paket alat tulis. Semua proses ini dilakukan sendiri oleh para murid dan peran guru memantau agar kegiatan dapat terlaksana semestinya. Selain itu, peran Komite PULAS (Paguyuban Kelas) 33 MB juga sangat penting dalam program ini. Ketua PULAS yang tergabung dalam Komite PULAS 33 MB menentukan anak-anak yang berhak menerima paket alat tulis dan dari 6 kelas ada 22 murid yang menerima paket alat tulis.

Hari ini, Selasa / 07 Februari 2023 paket alat tulis dibagikan kepada 22 murid yang membutuhkan. Hal menarik yang ditemui dalam kegiatan hari ini adalah antusias para murid lain dalam membagikan paket alat tulis kepada teman-temannya. Pendidikan sejatinya tidak hanya berfokus pada mengajarkan materi pelajaran saja, namun menguatkan karakter positif seperti sikap peduli dan empati yang telah tumbuh dalam pribadi anak juga menjadi bagian terpenting untuk kehidupan mereka nantinya.

Selanjutnya Program D-Ka akan terus dilaksanakan di 33 MB dalam moment perayaan agama, hari nasional atau perayaan lainnya. Kemudian orangtua dalam PULAS juga dilibatkan untuk menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan dan target penerima D-Ka ini karena pendidikan karakter akan tercapai maksimal dengan melibatkan semua pihak termasuk kolaborasi antara sekolah dan para orangtua.

Terima kasih untuk seluruh anak hebat 33 MB juga para orangtua yang selalu mendukung kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sekolah terutama kegiatan yang berpusat kepada anak.

Mari..dukung program D-Ka (Dari Kita Untuk Kita) 33 MB. Harapan 33 MB kepada seluruh murid dengan adanya program ini menumbuhkan sikap saling berbagi dan peduli sesama mulai dari hal kecil dan lingkungan sekitar kita.

Semangat belajar untuk kita semua dan salam bahagia..

 

*Artikel ini telah tayang di Kompasiana dengan link :

https://www.kompasiana.com/lisasya/63e2631c936a2d7cde6b78a2/d-ka-33-mb-berbagi-paket-alat-tulis

Selasa, 31 Januari 2023

Penutupan PGP A.5 berakhir di Angka 35


Penutupan PGP Angkatan 5 (Doc. Pribadi)

Selasa / 31 Januari 2023, Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 5 resmi ditutup secara virtual oleh Plt Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Prof. Dr. Nunuk Suryani. M.Pd.

Rangkaian acara penutupan PGP Angkatan 5 diawali dengan laporan pelaksanaan pendidikan oleh Dr. Kasiman selaku Koordinator Program Guru Penggerak. Dalam laporannya, Dr. Kasiman menyampaikan kembali tujuan dari Pendidikan Guru Penggerak merupakan program kepemimpinan pendidikan bagi guru menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi baik di sekolah maupun lingkungan sekolah, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, dan mewujudkan kepemimpinan murid.

Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 5 Rabu / 18 Mei 2022 lalu resmi dibuka (klik sini) secara virtual  oleh Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan yang kala itu masih dijabat oleh Bapak Iwan Syahril, Ph.D. Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 5 menerapkan desain baru dari PGP sebelumnya dengan lamanya pendidikan 6 bulan yang terbagi menjadi 3 kategori peserta PGP (regular, daerah khusus, dan rekoknisi). Namun, dalam kenyataannya pendidikan berjalan selama 8 bulan dikarenakan terjadi peralihan penyelenggaraan Pendidikan Guru Penggerak dari 7 satuan kerja P4TK dan LPPKSPS ke BBGP dan BGP Provinsi. Jeda dua bulan digunakan oleh para Calon Guru Penggerak untuk belajar mandiri dan fokus pada tugas-tugas di sekolah.

Calon Guru Penggerak menyelesaikan 10 paket modul yang tersedia dalam bentuk LMS dengan alur MERRDEKA melalui moda daring, lokakarya, pendampingan individu, dan aksi nyata. Adapun hasil belajar panen raya Calon Guru Penggerak angkatan 5 telah berlangsung pada tanggal 19 – 20 Desember 2022 lalu dan menjadi akhir dari Pendidikan Guru Penggerak ini.

Dr. Kasiman juga menyampaikan, “berdasarkan rapat pleno kelulusan PGP Angkatan 5 tanggal 16 - 19 januari 2023 ditetapkan peserta yang dinyatakan lulus sebagai Guru Penggerak berjumlah 7.931 peserta yang terdiri dari Guru Penggerak regular 7.690 peserta (tingkat kelulusan 98 %), Guru Penggerak daerah khusus 143 peserta (tingkat kelulusan 95 %), Guru Penggerak rekoknisi  98 peserta (tingkat kelulusan 100 %). Sebanyak 133 peserta tercatat mengundurkan diri dan tidak lulus Pendidikan Guru Penggerak dikarenakan mengikuti kegiatan yang bersamaan seperti Latihan Dasar CPNS, mengikuti PPG, mutasi ke jabatan lain, sakit, atau kegiatan yang berjalan bersamaan dengan kegiatan PGP.”

Dalam rangkaian acara penutupan PGP Angkatan 5 hari ini, ditayangkan juga video testimoni salah satu Calon Guru Penggerak Angkatan 5, Krisye Kloudia Adimin dari SMA Negeri 3 Kab. Manokwari Papua Barat. Pengalaman berharga Ibu Krisye yang juga saya rasakan ketika mengikuti pendidikan ini dan  pastinya juga dirasakan oleh rekan CGP lainnya, “Pendidikan Guru Penggerak mengubah pola pikir kita dalam menjalankan peran kita sebagai pemimpin pembelajaran (kelas).” Dulunya kita terbiasa menghukum murid jika tidak mengerjakan tugas tanpa mencari tahu sebabnya mereka tidak mengerjakan tugas, bisa saja mereka tidak mengerjakan karena tidak paham tugas yang diberikan dan berarti kita yang salah.” Selain itu, pengalaman lain yang saya rasakan dalam pendidikan ini adalah mengingatkan para guru untuk merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan, memberikan kesempatan kepada murid untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan minat bakat yang mereka miliki, serta memperkuat kolaborasi semua pihak dalam proses pendidikan para murid.

Seleksi Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 5 ini saya ikuti sebelum saya mengikuti tes ASN PPPK di akhir tahun 2021. Tes PPPK tentunya tidak dapat saya kesampingkan mengingat tes ini juga menjadi penantian panjang selama 12 tahun menjadi guru honorer. Jutaan mata guru honorer se-Nusantara fokus pada seleksi ASN PPPK pertama dan terbesar sepanjang sejarah seleksi guru honorer di Indonesia. Bismillah..saya memulai kedua seleksi ini dengan penuh semangat.

Hal pertama yang membuat saya tertarik mengikuti PGP karena dari beberapa referensi yang saya baca, pendidikan ini tidak memandang status kepegawaian, usia, pengalaman kerja, dan gender. Obrolan saya dan beberapa teman CGP lainnya, seleksi ini murni dinilai dari tekad kuat kita sebagai agen transformasi dalam dunia pendidikan. Tidak harus perubahan besar, namun perubahan-perubahan kecil yang konsisten selama ini kita lakukan. Saya pun sempat merasa tidak percaya diri mengikuti seleksi ini apalagi kompetensi dan pendidikan saya tidak setinggi para guru lainnya.

Seleksi tahap 1 pengisian Essai saya selesaikan ketika berada di tanah kelahiran, Pulau Belitong. Saat itu saya mendadak ke Belitong selama 3 hari dalam rangka mengunjungi nenek. Siang hari setibanya di Belitong, saya langsung menyelesaikan sisa 30 % essai dengan meminjam laptop adik sepupu. Syukurnya saat itu dia tidak ada jadwal kuliah online sehingga saya bisa menggunakan laptopnya untuk menyelesaikan essai. Alhasil..menjelang subuh keesokkan harinya essai telah selesai saya unggah di SIMPKB. Saya ingat betul ketika nenek mengatakan dalam Bahasa Belitong: “Balik hanye suat tapi ngape jadi bawa kerje ke sinek ?” (Pulang hanya sebentar, tetapi kenapa bawa kerjaan ke sini ?”) Sambil tersenyum dan memeluk nenek saya katakan: “Kalo alm. Kakek ade di sinek, pasti la kakek kan nyuruh kakak nyelesai gawe ini” (Kalau alm. Kakek ada di sini, pastinya kakek akan minta kakak selesaikan ini).

Ketika dinyatakan lulus seleksi tahap 1 PGP akhir Desember 2021, saat yang bersamaan saya juga lulus PPPK. Kesibukkan menyiapkan pemberkasan untuk pengajuan NIPPPK bersamaan dengan persiapan saya mengikuti seleksi tahap II PGP, yaitu simulasi mengajar dan wawancara. Sebisa mungkin saya mencoba mengatur waktu untuk dapat menyelesaikan keduanya ini dengan baik. Bahkan setelah menyelesaikan seleksi tahap II PGP, Februari 2022 saya juga mempersiapkan diri mengikuti seleksi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan. Setelah bulan April 2022 saya mengikuti tes PPG dan alhamdulillah dinyatakan lulus seleksi PPG Daljab. Jika hari ini membayangkan masa setahun lalu, saya hanya bisa tersenyum sendiri dan tak putus mengucapkan syukur dalam hati pada Ilahi Rabb, Allah SWT. Kekuatan dari Sang Khalik membuat saya dapat menyelesaikan 3 seleksi program (PGP, PPPK, dan PPG) dalam waktu yang hampir bersamaan ? Salah satu do’a tiada henti itu pastinya milik Ibu, Love U Mom..

Alhamdulillah..Maret 2022 saya dinyatakan lulus seleksi PGP Angkatan 5 dan akhir April 2022 dilantik sebagai ASN PPPK (klik sini) Mei 2022 Pendidikan Guru Penggerak dimulai bersamaan dengan dipindah tugaskannya di UPTD SD Negeri 33 Mendo Barat (biasa kami sebut 33 MB). Sebuah sekolah yang terletak di perbatasan Kabupaten Bangka tengah dan berjarak 54 KM dari Kota Sungailiat (jantung kota Kabupaten Bangka). Perasaan khawatir berkecambuk di dalam jiwa raga hingga muncul pertanyaan dalam benak: “Mampukah saya menjalani pendidikan ini di sekolah baru ? Bagaimana proses perubahan itu dilakukan sementara saya baru memulai semua ini dari Nol ? Beradaptasi tidak hanya dengan murid dan rekan guru, tetapi dengan lingkungan sekitar sekolah.” Namun, saya selalu ingat kalimat ajaib Ibu: “Allah akan memberikan kemudahan untuk Umat-Nya yang melakukan hal baik.”

Dua bulan PGP berjalan, muncul lagi informasi akan dimulainya PPG Daljab Gelombang 1. Saya pun sempat berpikir, apa yang harus saya lakukan jika benar saya terpanggil untuk mengikuti PPG ini ? Untuk kesekian kalinya Allah SWT memberikan jawaban terbaik-Nya untuk saya fokus menyelesaikan PGP ini sembari merintis program-program pengembangan sekolah di tempat baru. Hal besar lainnya yang saya rasakan, PGP membantu proses adaptasi saya dengan cepat dalam mengenal budaya sekolah serta menyusun berbagai hal baru di Mendo Barat khususnya di 33 MB.

Harapan terbaik yang saya impikan setelah berakhirnya PGP ini, semoga perjalanan 17 bulan ini (mulai dari seleksi sampai penutupan) menjadi pengingat dan pemberi semangat kepada saya untuk selalu konsisten dan terus belajar sepanjang hayat tidak hanya sebagai guru, namun sebagai seorang manusia yang bermanfaat bagi banyak orang. Berakhirnya Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 5 juga menjadi kado spesial di Hari Ulang Tahun saya yang jatuh pada bulan Januari ini. Kado terindah di Angka Ke-35.

Rangkaian kata terima kasih, saya ucapakan tanpa batas untuk kedua orangtua yang sekejap pun tidak pernah berhenti melantunkan do’a terbaik untuk anak tertuanya ini. Terima kasih untuk adik-adik tercinta yang selalu menjadi teman diskusi terbaik kakak melalui videocall sepanjang malam sampai dini hari. Terima kasih untuk belahan dari hati ini, suami tercinta yang sungguh luar biasa mendukung istrinya dan setia bergadang menemani dalam menyelesaikan beberapa tugas. Kedua buah hati bunda, Urbi dan Nuha yang memberikan begitu banyak toleransi waktunya dan selalu menjadi inspirasi dalam menyelesaikan tugas-tugas negara bundanya.  Terima kasih juga untuk ibu mertua dan alm. bapak mertua (Al-Fatihah).

Terima kasih kepada keluarga besar UPTD SMP Negeri 3 Sungailiat, UPTD SD Negeri 33 Mendo Barat, KKG Gugus IV Prasasti Kotakapur, PGRI Kecamatan Mendo Barat dan Kabupaten Bangka, para Instruktur, Fasilitator, Pengajar Praktik, serta rekan-rekan seperjuangan CGP Angkatan 5 atas dukungan dan bimbingannya selama PGP ini. Terima kasih juga untuk Kemendikbudristek, BBGP, BGP Provinsi Bangka Belitung, Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bangka, serta semua pihak yang tidak dapat ditulis satu per satu. Semoga Allah selalu memberikan nikmat kesehatan dan kebahagiaan untuk kita semua. Aamiin…

Peran semua pihak dalam Pendidikan Guru Penggerak ini membuktikan bahwa saling bersinergi dan kolaborasi mampu mendorong transformasi pendidikan serta menguatkan ekosistem pendidikan demi para generasi masa depan bangsa, murid kita. Seperti yang diungkapkan Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd di akhir sambutan beliau pada penutupan PGP Angkatan 5, “Meskipun pendidikan ini sudah di selesai dan ditutup, namun ini adalah langkah awal kita bersama untuk memulai praktik baik sebagaimana yang telah didapat selama Pendidikan Guru Penggerak.”  

Terakhir..terima kasih untuk seluruh murid yang menjadi bagian dari 13 tahun perjalanan dalam meniti tugas mulia ini.

Semangat belajar untuk kita semua.

Salam Guru Penggerak… Salam dan Bahagia…

 

*Artikel ini telah tayang di : https://www.kompasiana.com/lisasya/63d918704addee3c6c10fbb3/penutupan-pgp-a-5-berakhir-di-angka-35

Observasi Kelas Penuh Cerita

  Observasi Kelas 1 33 MB, Rabu/06 Maret 2024 (Doc. Pribadi)           Dalam upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di dunia pendidika...