Apa yang terbesit di pikiran kita ketika mendengar kata “aset sekolah” ?? Akankah kita hanya berfokus pada sarana prasarana sekolah ?? atau finansial sekolah ?? Lalu, bagaimana dengan sekolah yang mempunyai sarana prasarana belum memadai dan keuangan yang terbatas ??
Ketika saya mengikuti Pendidikan Guru Penggerak
(PGP), saya mempelajari modul Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya. Dalam
modul itu, ada materi menarik yang sungguh menyentuh hati bahkan saya ingat
betul ketika menyelesaikan salah satu tugasnya, saya sampai meneteskan airmata.
Video pembuka yang ditampilkan pada materi itu mengingatkan pada sekolah yang
hampir setiap hari menjadi tujuan saya. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran
di kelas 3, saya berusaha menyediakan tempat ternyaman untuk 18 anak hebat Air
Pelempang dengan aset terbesar yang dimiliki oleh kelas yaitu Sumber Daya
Manusia (SDM).
Ada 7 aset atau modal yang dimiliki oleh sebuah
komunitas termasuk itu sekolah, yaitu manusia, sosial, fisik, lingkungan/alam,
finansial, politik, agama dan budaya. Jika selama ini aset hanya berfokus pada
fisik dan finansial maka, sesungguhnya aset terbesar terletak pada SDM (Sumber
Daya Manusia) dan hubungan sosial yang tercipta dari individu manusia di
dalamnya. Bukan berarti aset lain tidak penting, kita tetap butuh aset lainnya
untuk melengkapi agar tujuan dari sekolah sebagai tempat pendidikan formal
terbaik yang berada di lingkungan masyarakat tercapai dengan maksimal.
Pemanfaatan aset sekolah saya implementasikan dalam
menata kelas 3 di tahun pelajaran 2022/2023 ini. Mengapa kelas menjadi pilihan
pertama ? Karena kelas adalah tempat pertama murid belajar di sekolah sehingga
banyak waktu dihabiskan di kelas. Kelas juga menjadi tempat pertama para murid
membekali diri mereka untuk ke lingkungan yang lebih luas. Sebagai seorang
guru, kelas juga menjadi tempat penting untuk saya yang berdomisili jauh dari
sekolah dengan jarak tempuh 55 KM.
Sebelum saya mempelajari modul Pemimpin dalam
Pengelolaan Sumber Daya, saya telah mengajak para murid membayangkan kelas
impian mereka. Keinginan dan harapan itu mereka tulis dalam catatan kecil kala
kami sedang membuat kesepakatan kelas 3 di awal tahun ajaran baru, Juli 2022
lalu. Banyak anak yang mengharapkan kelas yang cantik, indah, bagus, dan
nyaman. Tidak harus fisiknya saja, namun kehidupan sosial yang tumbuh di
dalamnya. Saya selalu mengajak para murid berdiskusi sebelum memulai proses belajar
mereka sebagai modal awal saya mempersiapkan desain pembelajaran di kelas
(bagian dari asesmen diagnostik non kognitif). Kelas menjadi tempat pertama
mereka mencurahkan apa yang mereka sukai, harapkan/inginkan, dan impikan untuk proses
belajar mereka ke depannya. Selain itu, saya juga turut serta mengajak para
orangtua yang tergabung dalam PULAS-3 (Paguyuban Kelas 3) untuk mendukung
program kelas yang berpihak kepada murid. Salah satunya dengan menata kelas 3
menjadi tempat nyaman untuk anak-anak belajar di sekolah. Menata kelas sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki, tidak hanya materi/finansial tetapi, ide dan
kreativitas para orangtua dan murid.
Perjalanan belajar bersama anak-anak hebat dari Juli
2022 sampai Maret 2023 telah mentransformasi kelas 3 menjadi kelas yang lebih
nyaman versi anak-anak. Selain melengkapi kelengkapan kelas, ada beberapa poin
yang menjadi fokus dalam menata kelas 3, yaitu adanya :
1. Kesepakatan Kelas
yang dibuat guru dan murid pada awal tahun ajaran baru ditempel di dinding
kelas dengan versi yang lebih menarik.
2. Pohon cita-cita terdapat
foto anak dan profesi mereka di masa depan.
3. Pohon harapan
berisi do’a orangtua yang ditulis sendiri oleh orangtua di selembar kertas
berbentuk hati.
4. Pojok baca dengan
desain yang disesuaikan dengan lingkungan kelas (tidak bisa duduk dibawah
karena kondisi lingkungan kelas yang banyak hewan melata) sehingga menggunakan
tangga berbahan papan sebagai tempat duduk murid ketika membaca di pojok baca.
5. Dinding literasi
menggunakan spanduk bekas sebagai media untuk menempelkan berbagai informasi
dan edukasi.
6. Zonasi kehadiran
murid yang setiap di pagi hari menjadi mainan pertama para murid karena mereka
memasukkan sebuah stik yang berisi foto profesi mereka pada sebuah kantong yang
terbuat dari bekas minuman bertuliskan Hadir, Izin, Sakit, dan Kemana ??
(artinya alpa).
7. Stiker tinggi
badan yang digunakan para murid untuk mengukur tinggi badannya setiap waktu
sekaligus sambil belajar nama hewan dalam kosakata Bahasa Inggris.
8. Beberapa
perlengkapan kelas yang terbuat dari bahan bekas seperti Kotak P3K terbuat dari
kotak sepatu bekas, kalender tahun 2023 yang berisi foto-foto kegiatan
anak-anak kelas 3 di sekolah terbuat dari kalender bekas, dan sebagainya.
9. Jadwal pelajaran,
jadwal piket, struktur organisasi kelas, dan struktur organisasi PULAS-3 dibuat
lebih menarik.
10. Hiasan yang
tergantung di langit-langit kelas berisi berbagai foto profesi masa depan para
murid. Suasana kelas yang sejuk dan berangin membuat gantungan ini sering
bergerak-gerak di langit kelas. Selain sebagai hiasan di kelas, ini juga menjadi
media saya mengajak para murid merefleksi sejenak sambil memandang profesi di
langit kelas.
11. Karya-karya para
murid yang ditempel pada dinding kelas dan di susun pada meja yang telah
disediakan dalam kelas.
Transformasi kelas juga dilakukan 5 kelas lainnya di
33 MB. Bersama guru kelas dan PULAS (Paguyuban Kelas) masing-masing berupaya
menata kelas lebih nyaman lagi agar proses belajar mengajar di kelas lebih
nyaman. Menjadikan sekolah khususnya kelas sebagai tempat yang selalu
dirindukan oleh warga sekolah.
Perubahan yang sedikit demi sedikit 33 MB lakukan dengan
mendesain dan melaksanakan 4 program unggulan yang berpihak kepada murid di
awal Juli 2022 lalu mulai PULAS (Paguyuban Kelas), NADI (Nabung Sejak Dini),
SEMATA (Senyum Manis Kita), dan D-Ka (Dari Kita Untuk Kita). Program unggulan
ke-5 33 MB yang bernama Operasi Semut juga mulai dilaksanakan pada awal tahun
2023 ini (semester genap). Program ini berfokus pada upaya sekolah menanamkan
cinta lingkungan sedini mungkin yang dimulai dari lingkungan terdekat para
murid dengan menjaga lingkungan dan alam sekolah. Beberapa kegiatan dalam
Program Operasi Semut seperti pengadaan TPS (Tempat Pembuangan Sampah) di
sekolah dan mencanangkan hari rabu sebagai HTS (Hari Tanpa Sampah) dengan membawa
bekal makanan/minuman pada kotak bekal/botol minuman dari rumah sebagai usaha
dalam menggalakkan 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Serta berkolaborasi dengan pihak lain khususnya yang berada dekat di
lingkungan sekolah dalam edukasi tentang cinta lingkungan dan alam.
Pemerintah daerah Kabupaten Bangka dalam hal ini
Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga yang merupakan perpanjangan tangan
dari pemerintah pusat mengapresiasi gerakan perubahan yang telah dilakukan 33
MB dengan memberikan bantuan renovasi dua unit kelas kepada 33 MB di tahun
2023. Alhamdulillah… Satu dari dua kelas itu adalah kelas 3.
Tidak ada yang instan dalam
proses belajar termasuk menata kelas ini. Tantangan pun tidak lepas dari usaha
sekolah yang terus berupaya mendesain program positif berpihak kepada para
murid. Tantangan terbesar adalah ketika melawan rasa ketidak percayaan diri sehingga
selalu muncul pertanyaan : “Apakah bisa kita melakukan ini ?” Namun, 33 MB percaya
waktu akan menjawabnya selama kita terus berkolaborasi dalam meningkatkan mutu
pendidikan khususnya di daerah perbatasan kabupaten.
Sebagai seorang pendidik, saya meyakinkan para murid
dengan semangat-semangat positif yang setiap waktu selalu disampaikan.
Kebersamaan anak-anak bersama para orangtua menata kelas juga menjadi bukti
bahwa proses belajar anak di sekolah juga menjadi bagian dari kolaborasi antara
pihak sekolah dan keluarga.
Selanjutnya video Menata Kelas 3 dengan memanfaatkan
aset sekolah tersedia di channel Youtube :
Kelas Impian versi anak-anak hebat Kelas 3 (Doc. Youtube Lisa Sya)
Semangat belajar untuk kita semua dan salam bahagia…
*Artikel ini telah tayang di : https://www.kompasiana.com/lisasya/642199e1d3aa0f498642f512/menata-kelas-3-dengan-aset-yang-dimiliki-33-mb