Senin, 30 Mei 2022

Pendidikan yang Berpihak pada Murid referensi KHD

Pendidikan yang dikenalkan dan dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara (KHD) saat masa penjajahan masih relevan. Hal ini terbukti dengan dijadikannya pemikiran-pemikiran KHD sebagai landasan praktik pendidikan hingga saat ini terutama pada Kurikulum Merdeka.

Pendidikan dan Kebudayaan adalah satu kesatu yang utuh dan tidak terpisahkan. Menurut Ki Hajar Dewantara, pengajaran merupakan bagian dari pendidikan dan awal dari terbentuknya kebudayaan. Pendidikan merupakan proses dari mencari ilmu untuk kecakapan hidup secara lahir maupun batik baik sebagai individu maupun makhluk sosial yang hidup di tengah masyarakat. Pendidikan juga memberi tuntunan terhadap segala kodrat yang dimiliki agar mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Sehingga pendidikan menjadi fondasi atau landasan pembentukan peradaban bangsa. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang kita siapkan saat ini adalah untuk menjemput kebudayaan yang kita cita-citakan untuk membentuk peradaban bangsa.

Tiga gagasan utama sistem persekolahan yang diusung oleh KHD adalah :

  1. Taman siswa, menjadi tempat bermain untuk anak. Anak diberi kemerdekaan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemampuan, minat, dan bakatnya serta lengkapi dengan dukungan dalam proses belajarnya.
  2. Among, menitikberatkan anak sebagai prioritas pertama yang harus dilayani dan pelaku utama dalam proses pendidikan dan pengajaran. Sementara guru sebagai fasilitator. Pada sistem Among dikenal 3 slogan KHD yang menjadi esensi dari Merdeka Belajar (Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani).
  3. Pamong, guru dianalogikan sebagai seorang petani yang menanam benih-benih padi (murid). Jika ditanam di tempat subur, diberi pupuk dengan teratur, pengairan yang baik, dan sinar matahari yang cukup maka, padi yang subur akan menghasilkan beras dengan kualitas baik. Kualitas murid sangat ditentukan sekali oleh peran guru dalam menuntun pendidikan anak.

Pendidikan yang berpihak pada murid referensi KHD ini yang telah dan akan terus dikembangkan di UPTD SD Negeri 33 Mendo Barat adalah dengan menciptakan ekosistem sekolah yang nyaman agar murid selalu bahagia. Murid selalu rindu akan sekolah (terutama kelas) dan menjadikan sekolah sebagai rumah kedua bagi mereka.

Peran guru sangatlah besar untuk mewujudkan ekosistem sekolah yang nyaman bagi murid. Menjadi sosok guru yang menyenangkan dan selalu dirindukan oleh murid adalah hal yang paling membahagiakan. Guru juga menciptkan lingkungan yang mengundang murid untuk belajar sesuai dengan minat dan bakat anak, guru selalu mendukung setiap proses belajar murid, dan juga terciptanya gotong-royong / kerjasama yang baik antara guru, orangtua, dan lingkungan sekitar.

Pada setiap jalan pastinya selalu ada tantangan. Tantangan yang dihadapi dalam penerapan pemikiran KHD adalah :

  1. Sebagai manusia terkadang kita lupa akan esensi profesi mulia (menjadi Guru) ini. Kita masih menggunakan standar kita dalam proses belajar anak sehingga minat dan bakat anak belum terasah dengan maksimal.
  2. Sistem penilaian anak masih didominasi penilaian sumatif (hasil akhir dari suatu uji kompetensi pengetahuan).
  3. Dukungan semua pihak dalam proses belajar anak terutama di sekolah.

Setiap ada tantangan pastinya akan diiringi dengan solusi. Solusi yang bisa menghadapi tantangan yang ada adalah dengan :

  1. Kehadiran guru sebagai penuntun, pelindung, dan pemotivasi terbesar anak di sekolah. Terus belajar menjadi guru yang menyenangkan dan selalu dirindukan para murid dengan mulai merefleksi diri sendiri dan mengembangkan kompetensi diri untuk meningkatkan kemampuan sebagai seorang guru masa kini.
  2. Memaksimalkan alam di sekitar. Minimnya sarana dan prasarana bukan lagi menjadi alasan mutlak tidak terlaksananya pembelajaran yang baik untuk murid di sekolah. Namun, pemanfaatan alam sekitar yang setiap hari mereka temui dapat menanamkan pemikiran kepada anak-anak bahwa belajar dapat dilakukan dimana saja. Bahkan dengan menjadikan alam sebagai tempat belajarnya dapat menumbuhkembangkan sikap bersyukur akan nikmat Tuhan YME, sikap mencintai alam, dan pembelajaran realistik dapat langsung dirasakan murid.
  3. Variasi pembelajaran yang menyenangkan (dengan permainan). Kodrat anak adalah bermain apalagi anak-anak yang duduk di bangku SD. Guru menyajikan materi dalam konteks permainan dan hal-hal yang disukai anak (bisa juga menggunakan discovery learning). Tujuannya agar anak tidak kehilangan masa bermainnya namun juga tidak menghilangkan esensi dari proses belajarnya.
  4. Gotong royong antara guru, orangtua, dan lingkungan sekitar. Dukungan orang-orang yang berada di sekitar anak sangatlah penting dalam tumbuh dan kembang anak. Sosialisasi program sekolah terutama dalam hal perencanaan dan pelaksanaan proses belajar sampai pada hasil belajar seharusnya menjadi bagian yang harus diketahui orang sekitar terutama orangtua. Sejatinya anak nanti akan tumbuh menjadi individu yang akan terjun ke dalam lingkungan yang lebih luas (masyarakat).

Demikian pemahaman dan strategi saya dalam mewujudkan pemikiran KHD pada Modul 1.6 Demonstrasi Kontekstual yang berjudul “Pendidikan yang Berpihak pada Murid referensi KHD”. Saya juga menyajikannya dalam desain infografis.

*Penulis : Lisa, S.Pd., (Guru kelas di UPTD SD Negeri 33 Mendo Barat / Calon Guru Penggerak Angkatan 5 Kabupaten Bangka)

Infografis Demonstrasi Kontekstual (Doc. Pribadi)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Observasi Kelas Penuh Cerita

  Observasi Kelas 1 33 MB, Rabu/06 Maret 2024 (Doc. Pribadi)           Dalam upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di dunia pendidika...