Selasa, 31 Mei 2022

"NGANGGUNG" Potret Pendidikan Masa Kini


Hasil diskusi ruang kolaborasi Modul 1.1 CGP A.5 (Doc. Pribadi)

Salah satu warisan budaya masyarakat Melayu Bangka adalah “NGANGGUNG”. Nganggung adalah budaya membawa makanan lengkap di dulang yang di tutup dengan tudung saji dalam perayaan hari-hari besar agama Islam (perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Muharram, Isra’ Mi’raj, Rebo Kasan, Idul Fitri, Idul Adha, Ruwah Kubur) dan acara-acara penting kedaerahan.

Makna simbolik dari tudung saji bermotif yang didominasi warna merah ini melambangkan pelestarian tanaman adat berupa pandan hutan sekaligus bermakna nilai-nilai luhur para leluhur. Bentuk parabola pada tudung saji melambangkan bahwa tradisi nganggung sebagai pengayom bagi semua. Warna merah tudung sajinya melambangkan keberanian dan etos kerja yang tinggi. Tali pengikat tudung saji melambangkan pengikat keberagaman dengan kebersamaan dan rasa memiliki. Tidak lupa juga teman setianya tudung saji adalah dulang yang berbentuk bulat berbahan seng/kuningan melambangkan sikap dinamis dan kelenturan penduduknya.

Makanan (nasi dan lauk pauk) yang sudah tetata rapi di dulang dan di tutup dengan tudung saji dibawa ke masjid, surau/musholla, langar, atau lapangan. Dulang baru bisa dibuka dan dimakan bersama apabila seluruh rangkaian acara peringatan selesai dilaksanakan, setelah pembacaan do`a.

Nganggung sering juga disebut “Sepintu sedulang”, maknanya setiap rumah (sepintu/satu pintu) membawa satu dulang (sedulang). Kata Sepintu Sedulang ini juga menjadi semboyan Kabupaten Bangka yang mencerminkan sifat kegotong-royongan dalam bermasyarakat.

Lalu, kekuatan pemikiran Ki Hajar Dewantara mana yang tercermin dari konteks budaya lokal/daerah (Nganggung) ini yang nantinya diharapkan dapat dijadikan sumber pembelajaran pendidikan karakter oleh anak-anak didik kita ?

Pertama, beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, Tuhan YME. Diharapkan para murid dapat menerapkan dan memperdalam pemahaman nilai agama di kehidupan sehari-hari. Kedua, gotong royong. Diharapkan para murid menerapkan gotong-royong / kerjasama dan selalu berbagi dengan sukarela dalam kehidupannya. Ketiga, Kreatif. Diharapkan para murid menghasilkan sesuatu yang kreatif, bermakna, bermanfaat, serta berdampak positif dalam kehidupan.

Mari..selalu ajak dan perkenalkan warisan budaya lokal/daerah kita kepada generasi penerus bangsa karena di tangan merekalah budaya akan tetap terjaga dan bermakna dalam konteks kehidupan bermasyarakat juga bernegara.

Bagaimana dengan di daerahmu, adakah budaya/tradisi yang maknanya seperti Nganggung ini ?? Jika ada, bisa tulis jawabanmu di kolom komentar. Terima Kasih.


Video hasil diskusi Ruang Kolaborasi Modul 1.2. CGP A.5 (Doc. Pribadi)

*Judul yang sama juga menjadi hasil diskusi pada ruang kolaborasi dari kelompok kami dalam Program Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 5 Kabupaten Bangka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Observasi Kelas Penuh Cerita

  Observasi Kelas 1 33 MB, Rabu/06 Maret 2024 (Doc. Pribadi)           Dalam upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di dunia pendidika...