Salah satu warisan budaya masyarakat Melayu Bangka adalah “NGANGGUNG”. Nganggung adalah budaya membawa makanan lengkap di dulang yang di tutup dengan tudung saji dalam perayaan hari-hari besar agama Islam (perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Muharram, Isra’ Mi’raj, Rebo Kasan, Idul Fitri, Idul Adha, Ruwah Kubur) dan acara-acara penting kedaerahan.
Makna simbolik dari tudung saji bermotif yang didominasi warna merah ini melambangkan pelestarian
tanaman adat berupa pandan hutan sekaligus bermakna nilai-nilai luhur para
leluhur. Bentuk parabola pada tudung saji melambangkan bahwa tradisi nganggung
sebagai pengayom bagi semua. Warna merah tudung sajinya melambangkan keberanian
dan etos kerja yang tinggi. Tali pengikat tudung saji melambangkan pengikat
keberagaman dengan kebersamaan dan rasa memiliki. Tidak lupa juga teman
setianya tudung saji adalah dulang yang berbentuk bulat berbahan seng/kuningan melambangkan
sikap dinamis dan kelenturan penduduknya.
Makanan (nasi dan lauk pauk) yang sudah tetata rapi di
dulang dan di tutup dengan tudung saji dibawa ke masjid, surau/musholla, langar,
atau lapangan. Dulang baru bisa dibuka dan dimakan bersama apabila seluruh
rangkaian acara peringatan selesai dilaksanakan, setelah pembacaan do`a.
Nganggung sering juga disebut “Sepintu sedulang”,
maknanya setiap rumah (sepintu/satu pintu) membawa satu dulang (sedulang). Kata
Sepintu Sedulang ini juga menjadi semboyan Kabupaten Bangka yang mencerminkan
sifat kegotong-royongan dalam bermasyarakat.
Lalu, kekuatan pemikiran Ki Hajar Dewantara mana yang
tercermin dari konteks budaya lokal/daerah (Nganggung) ini yang nantinya
diharapkan dapat dijadikan sumber pembelajaran pendidikan karakter oleh anak-anak
didik kita ?
Pertama, beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, Tuhan
YME. Diharapkan para murid dapat menerapkan dan memperdalam pemahaman nilai
agama di kehidupan sehari-hari. Kedua, gotong royong. Diharapkan para
murid menerapkan gotong-royong / kerjasama dan selalu berbagi dengan sukarela
dalam kehidupannya. Ketiga, Kreatif. Diharapkan para murid menghasilkan
sesuatu yang kreatif, bermakna, bermanfaat, serta berdampak positif dalam kehidupan.
Mari..selalu ajak dan perkenalkan warisan budaya lokal/daerah
kita kepada generasi penerus bangsa karena di tangan merekalah budaya akan
tetap terjaga dan bermakna dalam konteks kehidupan bermasyarakat juga
bernegara.
Bagaimana dengan di daerahmu, adakah budaya/tradisi yang maknanya seperti Nganggung ini ?? Jika ada, bisa tulis jawabanmu di kolom komentar. Terima Kasih.
*Judul yang sama juga menjadi hasil diskusi pada ruang
kolaborasi dari kelompok kami dalam Program Pendidikan Calon Guru Penggerak
Angkatan 5 Kabupaten Bangka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar