Jumat, 10 Juni 2022

Nilai dan Peran Guru Penggerak

            

Ruang Kolaborasi Modul 1.2 PGP A.5 (Doc. Pribadi)

            Menjalankan peran sebagai guru penggerak dengan memahami dan menjiwai nilai-nilai guru penggerak haruslah tertanam dari tingkah laku sehari-hari. Hal ini juga sangat penting ketika kita menjalankan profesi mulia (guru) ini. Guru penggerak juga diharapkan mampu memimpin dan mengelola perubahan. Sebelum memimpin perubahan, guru penggerak diharapkan terlebih dahulu memfokuskan diri dengan berlatih dan mengadopsi kebiasaan “berpikir sistem” sebagai pendekatan holistik yang menjadi bagian-bagian dari sebuah ekosistem pendidikan. Perubahan itu diharapkan bukan hanya sekedar dibentuk satu kali saja namun, secara nyata dan kontinyu terus tumbuh dan berkembang membentuk mentalitas dalam diri juga sekitar.

Nilai-nilai yang diharapkan tumbuh dan berkembang dalam seorang guru penggerak haruslah didasar pada :

1.      Berpihak pada Murid

Berdasarkan referensi filosofis pemikiran Ki Hajar Dewantara yang telah dibahas pada modul (juga artikel) sebelumnya, berpihak pada murid bisa dimaknai “berhamba pada anak” artinya mengutamakan kepentingan murid. Tujuan Pendidikan anak secara universal yang tertulis dalam pasal 29 ayat 1 UN CRC (United Nations Convention on the Rights of the Child) melingkupi 4 point utama, yakni perkembangan diri sendiri, penguatan identitas yang melingkupi anak, penghormatan HAM, dan penghormatan atas lingkungan.

Jelas sekali bahwa segala keputusan seorang guru tidak lagi untuk kepentingan dirinya namun, harus bergeser kearah pemenuhan kebutuhan murid.

2.      Mandiri

Nilai ini selaras dengan slogan “belajar sepanjang hayat”. Menjadi seorang guru dengan menempuh pendidikan untuk mencapai kompetensi profesional tak lantas membuat kita berhenti belajar namun, justru sebaliknya harus terus meng-upgrade diri atas perubahan kodrat alam dan kodrat zaman yang setiap waktu berubah dan berkembang.

Dalam konteks sebagai guru penggerak, pribadi guru ini harus secara sengaja merencanakan dan melakukan perbaikan diri sehingga makin ahli juga terus terpacu dalam hal keberpihakkan terhadap murid.

3.      Reflektif

Guru penggerak senantiasa memaknai pengalaman yang terjadi di sekelilingnya baik itu pengalaman baik maupun sebaliknya. Pemanfaatan pengalaman ini diharapkan dapat menuntun dirinya, murid, dan sesama menuju tujuan yang dicita-citakan. Terpenting juga adalah memiliki semangat untuk selalu memperbaiki kualitas dan hasil kerja tanpa didasar “paksaan” tertentu, artinya atas inisiatif diri sendiri.

4.      Kolaboratif

Dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, seorang guru penggerak diharapkan mampu mengkomunikasikan kepada semua pihak mengenai pentingnya keberpihakkan kepada murid. Sehingga terbangunlah hubungan saling ketergantungan yang positif terhadap seluruh pihak pemangku kepentingan, baik itu yang berada di dalam dan luar lingkungan sekolah.

5.      Inovatif

Seorang guru penggerak senantiasa memunculkan gagasan segar dan tepat guna. Perlu juga penguatan semangat gotong royong dan pemberdayaan kekuatan/aset yang ada di sekolah sehingga berkolerasi mewujudkan visi bersama. Inovatif juga bisa diartikan memodifikasi sesuatu sesuai kebutuhan zaman dan jeli melihat peluang yang ada untuk meningkatkan kualitas pembelajaran murid.

 

Nilai-nilai yang telah dan sedang tumbuh dalam diri guru penggerak diharapkan dapat mendorong dan memimpin perubahan pada ekosistem pendidikannya masing-masing. Adapun empat peran guru penggerak :

1.      Menjadi Pemimpin Pembelajaran

Tiga gagasan sistem pendidikan referensi Ki Hajar Dewantara yang telah dipelajari pada modul (juga artikel) sebelumnya adalah dasar dalam proses perubahan yang dilakukan. Guru penggerak meletakkan perhatian penuh secara sengaja pada setiap komponen yang berpihak kepada murid. Sehingga diharapkan mampu berperan sebagai pemimpin yang berorientasi sebesar-besarnya pada kepentingan tumbuh, kembang, dan mekarnya murid.

2.      Menjadi Coach bagi Guru Lain

Guru penggerak dituntut bergerak lincah merefleksi dan mengakses keterampilan dirinya sendiri sehingga berdaya dalam menemani dan menuntun rekan sejawatnya.

3.      Mendorong Kolaborasi

Semua pihak yang terlibat memiliki kekuatan sehingga ketika disatukan menjadi saling melengkapi dan produktif. Untuk itu setiap pihak yang terlibat di dalamnya membawa “sesuatu” yang berkontribusi pada proses dan hasilnya nanti. Guru penggerak haruslah mempunyai pandangan apresiatif sehingga potensi positif yang dimiliki rekan dapat terungkap/tereksplor.

4.      Mewujudkan Kepemimpinan Murid (Student Adency)

Murid adalah wajah masa depan Indonesia di masa nanti. Berangkat dari inilah, guru penggerak harus turut aktif berkontribusi untuk menguatkan karakter murid agar murid selalu bahagia mengukir wajah masa depannya yang dimulai dari sekarang. Peran ini  juga menghantarkan guru penggerak pada esensi dari merdeka belajar untuk anak.

5.      Menggerakkan Komunitas Praktisi

Guru penggerak diharapakan mengambil peran untuk menggerakkan komunitas praktisi baik itu di dalam dan luar lingkungan sekolah. Menumbuhkan budaya belajar saling kolaboratif sehingga terjadi dialog akademik, diskusi teknis hingga perencanaan inovasi segar yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas pembelajaran.

 

Nilai dan peran guru penggerak pada kegiatan kolaborasi yang pernah dilaksanakan adalah pada Lomba Ekspresi Matematika. Lomba ini diadakan oleh UPTD SMP Negeri 3 Sungailiat dalam memperingati Hari Matematika dan Hari Phi Sedunia yang jatuh pada bulan Maret lalu. Adapun untuk informasi lomba bisa dilihat pada link ( https://www.kompasiana.com/lisasya/627d15b618ffee1c70385da2/perdana-semarak-lomba-ekspresi-matematika-di-spen-ga )

Nilai guru penggerak yang dominan muncul pada kegiatan itu adalah berpihak kepada murid. Atas dasar inilah murid mengekpresikan matematika sesuai dengan gaya, minat dan bakat mereka. Tanpa ada batasan untuk mengeksplor dirinya. Kemudian nilai inovatif juga berperan dalam kegiatan, terlihat dari peran aplikasi dan media sosial mulai dari perencanaan, proses hingga hasil. Paling penting dari semua hal yang telah dilaksankan adalah bentuk apresiasi yang diberikan kepada murid, berupa hadiah dan sertifikat juga pengakuan dalam bentuk visual di media sosial online (artikel di blog).

Atas pemikiran ini maka, peran guru penggerak yang tergambar dari lomba ini adalah guru penggerak menjadi pemimpin pembelajaran. Ketika semua hal yang kita lakukan berdasar pada berkepihakkan pada murid maka, nilai dan peran lainnya akan terkolerasi.

Semangat belajar untuk kita semua dan salam bahagia.. 

Ruang Kolaborasi Modul 1.2 (Doc. Pribadi)

*Judul yang sama juga menjadi hasil diskusi pada ruang kolaborasi dari kelompok kami dalam Program Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 5 Kabupaten Bangka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Observasi Kelas Penuh Cerita

  Observasi Kelas 1 33 MB, Rabu/06 Maret 2024 (Doc. Pribadi)           Dalam upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di dunia pendidika...