Menjalankan peran sebagai guru penggerak dengan memahami dan menjiwai nilai-nilai guru penggerak haruslah tertanam dari tingkah laku sehari-hari. Hal ini juga sangat penting ketika kita menjalankan profesi mulia (guru) ini. Guru penggerak juga diharapkan mampu memimpin dan mengelola perubahan. Sebelum memimpin perubahan, guru penggerak diharapkan terlebih dahulu memfokuskan diri dengan berlatih dan mengadopsi kebiasaan “berpikir sistem” sebagai pendekatan holistik yang menjadi bagian-bagian dari sebuah ekosistem pendidikan. Perubahan itu diharapkan bukan hanya sekedar dibentuk satu kali saja namun, secara nyata dan kontinyu terus tumbuh dan berkembang membentuk mentalitas dalam diri juga sekitar.
1. Berpihak pada Murid
Berdasarkan referensi filosofis
pemikiran Ki Hajar Dewantara yang telah dibahas pada modul (juga artikel) sebelumnya,
berpihak pada murid bisa dimaknai “berhamba pada anak” artinya mengutamakan kepentingan
murid. Tujuan Pendidikan anak secara universal yang tertulis dalam pasal 29
ayat 1 UN CRC (United Nations Convention on the Rights of the Child) melingkupi
4 point utama, yakni perkembangan diri sendiri, penguatan identitas yang melingkupi
anak, penghormatan HAM, dan penghormatan atas lingkungan.
Jelas sekali bahwa segala
keputusan seorang guru tidak lagi untuk kepentingan dirinya namun, harus
bergeser kearah pemenuhan kebutuhan murid.
2. Mandiri
Nilai ini selaras dengan
slogan “belajar sepanjang hayat”. Menjadi seorang guru dengan menempuh pendidikan
untuk mencapai kompetensi profesional tak lantas membuat kita berhenti belajar namun,
justru sebaliknya harus terus meng-upgrade diri atas perubahan kodrat
alam dan kodrat zaman yang setiap waktu berubah dan berkembang.
Dalam konteks sebagai
guru penggerak, pribadi guru ini harus secara sengaja merencanakan dan melakukan
perbaikan diri sehingga makin ahli juga terus terpacu dalam hal keberpihakkan
terhadap murid.
3. Reflektif
Guru penggerak senantiasa
memaknai pengalaman yang terjadi di sekelilingnya baik itu pengalaman baik maupun
sebaliknya. Pemanfaatan pengalaman ini diharapkan dapat menuntun dirinya,
murid, dan sesama menuju tujuan yang dicita-citakan. Terpenting juga adalah memiliki
semangat untuk selalu memperbaiki kualitas dan hasil kerja tanpa didasar “paksaan”
tertentu, artinya atas inisiatif diri sendiri.
4. Kolaboratif
Dalam mewujudkan Profil
Pelajar Pancasila, seorang guru penggerak diharapkan mampu mengkomunikasikan
kepada semua pihak mengenai pentingnya keberpihakkan kepada murid. Sehingga terbangunlah
hubungan saling ketergantungan yang positif terhadap seluruh pihak pemangku kepentingan,
baik itu yang berada di dalam dan luar lingkungan sekolah.
5. Inovatif
Seorang guru penggerak senantiasa
memunculkan gagasan segar dan tepat guna. Perlu juga penguatan semangat gotong
royong dan pemberdayaan kekuatan/aset yang ada di sekolah sehingga berkolerasi mewujudkan
visi bersama. Inovatif juga bisa diartikan memodifikasi sesuatu sesuai
kebutuhan zaman dan jeli melihat peluang yang ada untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
murid.
Nilai-nilai yang telah dan sedang
tumbuh dalam diri guru penggerak diharapkan dapat mendorong dan memimpin perubahan
pada ekosistem
pendidikannya masing-masing. Adapun empat peran guru penggerak :
1. Menjadi Pemimpin Pembelajaran
Tiga gagasan sistem pendidikan
referensi Ki Hajar Dewantara yang telah dipelajari pada modul (juga artikel) sebelumnya
adalah dasar dalam proses perubahan yang dilakukan. Guru penggerak meletakkan
perhatian penuh secara sengaja pada setiap komponen yang berpihak kepada murid.
Sehingga diharapkan mampu berperan sebagai pemimpin yang berorientasi
sebesar-besarnya pada kepentingan tumbuh, kembang, dan mekarnya murid.
2. Menjadi Coach bagi Guru Lain
Guru penggerak dituntut bergerak
lincah merefleksi dan mengakses keterampilan dirinya sendiri sehingga berdaya
dalam menemani dan menuntun rekan sejawatnya.
3. Mendorong Kolaborasi
Semua pihak yang terlibat
memiliki kekuatan sehingga ketika disatukan menjadi saling melengkapi dan
produktif. Untuk itu setiap pihak yang terlibat di dalamnya membawa “sesuatu”
yang berkontribusi pada proses dan hasilnya nanti. Guru penggerak haruslah
mempunyai pandangan apresiatif sehingga potensi positif yang dimiliki rekan dapat
terungkap/tereksplor.
4. Mewujudkan Kepemimpinan Murid (Student
Adency)
Murid adalah wajah masa
depan Indonesia di masa nanti. Berangkat dari inilah, guru penggerak harus
turut aktif berkontribusi untuk menguatkan karakter murid agar murid selalu bahagia
mengukir wajah masa depannya yang dimulai dari sekarang. Peran ini juga menghantarkan guru penggerak pada esensi
dari merdeka belajar untuk anak.
5. Menggerakkan Komunitas Praktisi
Guru penggerak
diharapakan mengambil peran untuk menggerakkan komunitas praktisi baik itu di dalam
dan luar lingkungan sekolah. Menumbuhkan budaya belajar saling kolaboratif sehingga
terjadi dialog akademik, diskusi teknis hingga perencanaan inovasi segar yang
terkait dengan upaya peningkatan kualitas pembelajaran.
Nilai dan peran guru penggerak pada kegiatan kolaborasi yang
pernah dilaksanakan adalah pada Lomba Ekspresi Matematika. Lomba ini diadakan
oleh UPTD SMP Negeri 3 Sungailiat dalam memperingati Hari Matematika dan Hari
Phi Sedunia yang jatuh pada bulan Maret lalu. Adapun untuk informasi lomba bisa
dilihat pada link (
https://www.kompasiana.com/lisasya/627d15b618ffee1c70385da2/perdana-semarak-lomba-ekspresi-matematika-di-spen-ga
)
Nilai guru penggerak yang dominan muncul pada kegiatan itu adalah
berpihak kepada murid. Atas dasar inilah murid mengekpresikan matematika sesuai
dengan gaya, minat dan bakat mereka. Tanpa ada batasan untuk mengeksplor dirinya.
Kemudian nilai inovatif juga berperan dalam kegiatan, terlihat dari peran
aplikasi dan media sosial mulai dari perencanaan, proses hingga hasil. Paling
penting dari semua hal yang telah dilaksankan adalah bentuk apresiasi yang
diberikan kepada murid, berupa hadiah dan sertifikat juga pengakuan dalam bentuk
visual di media sosial online (artikel di blog).
Atas pemikiran ini maka, peran guru penggerak yang tergambar
dari lomba ini adalah guru penggerak menjadi pemimpin pembelajaran. Ketika
semua hal yang kita lakukan berdasar pada berkepihakkan pada murid maka, nilai
dan peran lainnya akan terkolerasi.
Semangat belajar untuk kita semua dan salam bahagia..
*Judul yang sama juga menjadi hasil diskusi
pada ruang kolaborasi dari kelompok kami dalam Program Pendidikan Calon Guru
Penggerak Angkatan 5 Kabupaten Bangka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar