Senin, 31 Oktober 2022

Pandangan Menuju Kekuatan Positif

Koneksi Antar Materi Modul 3.2 (Doc. Pribadi)

Pada modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak, telah dipelajari peran guru penggerak sebagai agen transformasi pendidikan, yaitu berpihak kepada murid, mandiri, inovatif, kolaboratif, dan reflektif. Dalam masa yang akan datang, peran-peran ini diharapkan tidak hanya dimiliki oleh guru penggerak saja, namun diharapkan dapat dimiliki oleh para guru hebat di Indonesia. Setiap guru adalah pemimpin pembelajaran di kelas, sehingga membawa guru untuk terus belajar sepanjang hayat untuk menuntun para murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya.

Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya merupakan peran guru sebagai pemimpin pembelajaran mengelola aset/kekuatan/potensi yang dimiliki oleh sekolah baik itu aset yang berhubungan dengan manusia, infrastruktur, alam, dan interaksinya.

Implementasi guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelas dalam mengelola sumber daya dapat dimulai dari mengajak para murid membuat suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan seperti pada video praktik baik pada Demonstrasi Kontekstual sebelumnya. Guru memberi kesempatan kepada para murid untuk memimpikan kelas yang diinginkan sebagai penyemangat dalam belajar. Sebagai seorang pemimpin di kelas, guru mengupayakan bentuk keberpihakan kepada murid dengan memfokuskan pada kekuatan yang dimiliki. Kecerdasan, kreatifitas, imajinasi, keterampilan, dan kemampuan murid lainnya merupakan aset sumber daya utama dimiliki oleh setiap sekolah khususnya kelas. Aset ini dapat tumbuh dan berkembang sebagai kekuatan terbesar yang dipunya oleh kelas. Dari mimpi-mimpi murid akan muncul tindakan dalam mewujudkan mimpi itu berupa ide-ide kreatif dalam mendesain kelas impian sampai eksekusi kelas sehingga suasana lebih nyaman dan menyenangkan.

Guru sebagai pemimpin pembelajaran di sekolah mengelola sumber daya dengan program-program berpihak kepada murid seperti mengadakan kegiatan ekstrakurikuler sebagai wadah mengembangkan keterampilan kolaborasi para murid. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler dapat mendekatkan dan menumbuhkan cinta para murid kepada lingkungan/alam. Sementara implementasi guru sebagai pemimpin pembelajaran yang berhubungan dengan masyarakat di sekitar sekolah, guru membangun komunikasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk menunjang pendidikan di sekolah. Contoh dengan melibatkan pihak puskesmas dalam memberikan edukasi pentingnya kesehatan gigi dan mulut atau berkolaborasi dengan tokoh agama sekitar untuk kegiatan keagamaan di sekolah.

Sumber daya yang dimiliki sekolah dapat berkembang secara maksimal jika sebagai pemimpin pembelajaran menerapkan pendekatan berbasis aset/kekuatan (asset-based approach). Pendekatan ini mengsugesti kita secara sadar untuk berpikir positif dalam kehidupan. Aset/kekuatan menjadi tumpuan berpikir dan mengajak kita memusatkan perhatian pada hal-hal yang berjalan dengan baik, sehingga itu menjadi sumber motivasi dan inspirasi kita serta lingkungan sekitar. Ketika sebagai pemimpin pembelajaran memahami dan memfokuskan pada aset/kekuatan yang dimiliki sekolah, maka dengan pengelolaan sumber daya yang tepat dapat membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas. Contohnya, guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelas dapat melakukan pemetaan kebutuhan murid untuk mengetahui minat, bakat, serta kemampuan muridnya, sehingga guru dapat memfokuskan proses pembelajaran dengan apa yang dimiliki murid. Salah satu pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengakomodir keberagaman kebutuhan murid yaitu pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran ini mengembangkan aset sumber daya murid seperti keterampilan, kecerdasan, kreatifitas, serta dapat membentuk kolaborasi dengan aset-lainnya seperti alam/lingkungan, fisik, sosial, agama, dan budaya.

Sebelum mempelajari modul ini, pandangan saya dalam merencanakan program sekolah terletak pada kekuatan finansial dan infrastruktur sarana juga prasarana saja. Tanpa pembangunan yang maksimal, maka proses pembelajaran pun tidak akan berjalan maksimal. Alhasil saya hanya disibukkan menilai kelemahan/kekurangan yang dimiliki. Kini, semua pandangan itu sirna setelah mempelajari modul ini. Ternyata kekuatan sesungguhnya berawal dari cara kita berpikir positif dengan menilai dan mengoptimalkan potensi/kekuatan yang telah dimiliki. Pikiran positif mampu membawa kita untuk bergerak positif menuntun pada keberpihakkan kepada murid.

Mari..secara perlahan kita mengubah cara pandang untuk lebih berpikir positif dalam mengelola aset/kekuatan yang sudah dimiliki. Tidak harus perubahan besar, mulailah dari perubahan-perubahan kecil yang kita bisa.

Demikianlah artikel saya pada Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya. Semoga menginspirasi untuk para pembaca.

Semangat belajar untuk kita semua dan salam bahagia…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Observasi Kelas Penuh Cerita

  Observasi Kelas 1 33 MB, Rabu/06 Maret 2024 (Doc. Pribadi)           Dalam upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di dunia pendidika...