Prakarsa Perubahan Bagja dalam Program Operasi Semut Modul 3.3 (Doc.
Pribadi)
Demonstrasi Kontekstual Modul 3.3 ini masih mengadopsi prakarsa perubahan BAGJA seperti yang telah dipelajari di modul sebelumnya. Bedanya, pada perubahan BAGJA yang saya susun pada modul sebelumnya tidak sepenuhnya membangun kepemimpinan kepada murid. Dalam tahapan ini, saya mencoba membuat perubahan terkait program/kegiatan yang akan diterapkan di satuan pendidikan, UPTD SD Negeri 33 Mendo Barat (biasa kami sebut 33 MB) dengan menggunakan kerangka manajemen BAGJA. Kemudian menyusun pertanyaan dan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam setiap tahapan BAGJA tersebut bersumber dari kepemimpinan kepada murid.
Program/kegiatan yang saya desain ini sebenarnya telah dilaksanakan pada bulan kedua sejak saya pindah tugas di 33 MB, Juni 2022 lalu. Namun, terus mengalami perkembangan seiring evaluasi yang sering dilakukan. Program perubahan sekolah yang saya rencanakan, saya didiskusikan bersama kepala sekolah dan rekan sejawat sekolah. Setelah itu setiap guru kelas mengidentifikasikan kegiatan yang diinginkan dan dibutuhkan para murid (keberpihakkan kepada murid). Kemudian pihak sekolah mengundang orangtua sebagai bentuk kolaborasi dan dukungan dalam proses pembelajaran anak-anak di sekolah.
Semenjak pertemuan pertama bersama orangtua, 4 (empat) Program Unggulan 33 MB: PULAS (Paguyuban Kelas), SEMATA (Senyum Manis Kita), NADI (Nabung Sejak Dini), dan D-Ka (Dari Kita Untuk Kita) terlaksana dengan baik. Hal itu dibuktikan dengan besarnya animo dari murid dan para orangtua setiap kegiatan ini dilaksanakan. Bahkan sampai saat ini 4 program unggulan itu masih berjalan dengan baik dan secara rutin dilakukan evaluasi bersama. Evaluasi dilaksanakan satu bulan sekali pada rapat KOMITE PULAS di sekolah bersama ketua komite dan pengurusnya serta pihak sekolah yang biasanya diwakili oleh saya sendiri. Kemudian hasil pertemuan ini saya sampaikan pada rapat bersama kepala sekolah dan rekan sejawat.
Pertemuan PULAS (Paguyuban Kelas) yang rutin dilaksanakan satu bulan sekali, rapat rutin bersama kepala sekolah juga rekan sejawat, serta dialog terbuka yang sering dilakukan bersama para murid 33 MB, membawa gagasan/ide baru dalam usaha membangun sekolah yang ramah lingkungan. Hal sederhana yang saat itu terpikirkan oleh saya adalah bagaimana membangun kepedulian dan budaya kebersihan di lingkungan kelas dan sekolah. Sementara aset terbesar yang dimiliki 33 MB yaitu semangat para murid dalam gotong royong cukup berkembang baik di sekolah.
Nama Operasi Semut sendiri terinspirasi dari hewan semut. Walaupun bertubuh kecil, tetapi kental akan karakter saling bantu-membantu dalam komunitasnya. Sehingga program operasi semut diharapkan tidak hanya membangun budaya cinta lingkungan, tetapi dapat membentuk karakteristik lingkungan yang mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid. Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positi, arif, dan bijaksana, serta lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri (belajar bermakna).
Adapun nilai Profil Pelajar Pancasila dalam operasi semut adalah membangun kolaborasi (elemen: gotong royong) warga sekolah dalam menjaga lingkungan sekolah sebagai bentuk kepedulian manusia terhadap alam (elemen: akhlak kepada alam) dengan menghasilkan ide/gagasan/karya baru (elemen: kreatif).
Prakarsa perubahan BAGJA dalam Program Operasi Semut ini, yaitu mewujudkan sekolah yang ramah lingkungan melalui operasi semut. Saya mencoba menyusun tahapan BAGJA secara urut dan terperinci mulai dari membuat pertanyaan utama, tindakan yang diperlukan untuk mendapatkan jawaban, rencana untuk melibatkan suara/pilihan/kepemilikkan murid, aset/kekuatan/sumberdaya yang dapat memberdayakan, waktu yang diperlukan, dan penanggung jawab. Hasil tahapan prakarsa perubahan BAGJA tersedia pada channel youtube :
Melalui Demonstrasi Kontekstual kali ini, kembali mengajarkan hal baru kepada saya bahwa prakarsa perubahan BAGJA dapat membantu kita menyusun dengan urut dan rinci tahapan dari kegiatan/program yang akan dikerjakan. Pada awal penggunaanya sedikit membingungkan, namun pepatah lama mengatakan: “ala bisa karena biasa.” Ketika prakarsa perubahan BAGJA sering digunakan, maka akan sangat terasa efisien waktu dan tenaga kita menyusun sebuah perencanaan suatu kegiatan/program perubahan. Selain itu, pada prakarsa perubahan BAGJA demonstrasi kontekstual ini ditambahkan point rencana untuk melibatkan kepemimpinan murid baik dari segi aspek suara, pilihan, atau pun kepemilikkan. Hal ini membuat desain BAGJA semakin kompleks, bukan hanya menyediakan program yang berpihak kepada murid, namun membangun kepemimpinan mereka atas semua yang dikerjakan sehingga tercermin karakter Profil Pelajar Pancasila.
Mari..kita desain sebuah program/kegiatan
perubahan di sekolah dengan mengedepankan kepemimpinan kepada murid karena
sejatinya proses belajar adalah milik mereka sendiri.
Demikianlah artikel saya pada Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid. Semoga menginpiraasi untuk para pembaca.
Semangat belajar untuk kita
semua dan salam bahagia…
Artikel yang sangat menarik dan menambah wawasan perlunya menyusun program yang berpihak pada murid
BalasHapus