Kebijakan pendidikan program Merdeka Belajar yang telah
diluncurkan Kemendikbudristek di episode pertama adalah empat pokok kebijakan
pendidikan “Merdeka Belajar”. Salah satu dari keempat pokok kebijakan
belajar itu adalah mengganti Ujian Nasional (UN) menjadi Asesmen Nasional (AN).
AN sendiri terdiri dari 3 instrumen utama yakni Asesmen Kompetensi Minimum (AKM),
Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.
Artikel saya kali ini akan membahas tentang Survei Lingkungan Belajar
yang telah dilaksanakan di jenjang sekolah baru-baru ini. Dikutip dari laman Pusat
Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek, Survei Lingkungan Belajar adalah alat
ukut yang digunakan untuk mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas
pembelajaran di lingkungan satuan pendidikan.
Tahun 2022 adalah tahun kedua seluruh satuan pendidikan di
Indonesia mengisi Survei Lingkungan Belajar ini. Survei Lingkungan Belajar
mengukur 9 aspek yang memenuhi kualitas belajar murid dan akan memotret mutu
satuan pendidikan secara utuh mulai dari input hingga proses
belajar-mengajar di dalam kelas maupun di tingkat sekolah.
Bersumber dari laman Pusat Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek, 9
aspek dalam Survei Lingkungan Belajar pada Asesmen Nasional (AN) adalah :
1. Kualitas
pembelajaran. Aspek yang diukur adalah tingkat kualitas interaksi yang terjadi
antara murid dan guru. Kualitas pendidikan mencakup pengelolaan kelas, dukungan
afektif, pembelajaran interaktif, dan penyesuaian cara mengajar sesuai dengan
kemampuan murid.
2. Praktik perbaikan
pembelajaran oleh guru. Refleksi adalah bagian terpenting dari proses pembelajaran
yang telah dilaksanakan oleh guru. Aspek yang diukur dapat melalui belajar seputar
pembelajaran, refleksi/praktik pengajaran, dan penerapan praktik inovatif.
3. Kepemimpinan
instruksional. Dalam hal ini adalah peran kepala sekolah dalam memimpin satuan
pendidikian. Misalnya seperti kemampuan untuk menyusun visi, misi, program, dan
kebijakan yang mendukung guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
4. Iklim keamanan di
sekolah. Satuan pendidikan seyogianya harus memberikan perlindungan dan
rasa aman bagi seluruh warga sekolah, baik secara fisik dan psikologis. Sehingga
satuan pendidikan perlu memiliki pemahaman, program, serta menerapkan kebijakan
terkait perundungan, hukuman fisik, kekerasan seksual, dan narkoba.
5. Iklim kebinekaan
di sekolah. Sebagai negara yang memiliki kekayaan akan keanekaragaman dari
berbagai aspek, satuan pendidikan perlu menghargai keragaman agama, sosial,
budaya, dukungan kesetaraan hak, dan komitmen kebangsaan.
6. Dukungan atas
kesetaraan gender. Satuan pendidikan harus bisa berperilaku adil dan memberikan
kesempatan bagi seluruh warga sekolah, baik laki-laki maupun perempuan dalam
menjalankan peran di lingkungan satuan pendidikan.
7. Iklim
inklusivitas. Satuan pendidikan harus mampu mengedukasi pengetahuan, menerima, dan
juga mendukung para murid yang memiliki kebutuhan khusus, cerdas istimewa
maupun bakat istimewa.
8. Dukungan partisipasi
orang tua dan murid. Seluruh elemen warga sekolah idealnya harus terlibat dalam setiap
kegiatan yang telah diprogramkan oleh satuan pendidikan. Untuk itu, perlu
adanya keterlibatan orang tua dan murid dalam kepanitian kegiatan sekolah serta
penyusunan program sekolah.
9. Latar belakang
sosial-ekonomi murid. Survei Lingkungan Belajar mencoba untuk memetakan latar belakang
sosial ekonomi murid terkait dengan mengakses dan memperoleh layanan pendidikan
yang berkualitas, seperti tingkat pendidikan orang tua dan fasilitas belajar
yang tersedia di rumah.
Ada banyak aspek yang mempengaruhi hasil belajar murid di sekolah.
Oleh sebab itu, Survei Lingkungan Belajar wajib diisi oleh seluruh kepala
sekolah dan guru yang terdaftar pada sistem pendataan Dapodik dan Emis. Partisipasi
kepala sekolah dan guru mengisi survei lingkungan belajar secara berintegritas memperoleh
potret mutu pendidikan secara utuh dari input, proses, hingga output.
Adapun teknis pengisian Survei Lingkungan Belajar yakni kepala
sekolah dan guru melakukan Login menggunakan data yang tercetak pada
kartu Login Sulingjar. Dalam hal ini protor di sekolah saya (UPTD SD
Negeri 33 Mendo Barat) mengirimkan link laman Survei Lingkungan Belajar.
Selasa, 24 Agustus 2022 saya bersama rekan guru juga bapak
kepala sekolah mengisi Survei Lingkungan Belajar. Jujur saya sangat antusias dalam
pengisian Survei Lingkungan Belajar hari ini karena ini pengalaman pertama pengisian
survei sejak bergabung di 33 MB bulan Mei lalu.
Ada hal berbeda dari persiapan yang kami lakukan dalam pengisian survei
ini. Karena sinyal internet kurang bersahabat, kami pun pindah posisi ke luar
sekolah. Sebenarnya bisa saja dikerjakan
di rumah masing-masing namun, semangat kebersamaan dan kekompakkan mengalahkan
segalanya. Kami pun mengisi survei ini di rumah salah satu rekan pegawai 33 MB
yang berjarak kurang lebih 3 Km dari sekolah, tepatnya di Desa Rukam Kecamatan
Mendo Barat.
Suasana berkumpul bersama merupakan ciri khas budaya kita. Apalagi
siang tadi ditemani guyuran hujan yang lumayan deras. Saya bersama rekan sekolah
mulai mengisi Survei Lingkungan Belajar dengan gawai yang kami pegang dan ada
juga yang menggunakan laptop. Serius tampak menyelimuti suasana siang tadi namun,
sesekali diisi dengan diskusi bersama bahkan salah satu rekan yang selalu membuat
suasana mencair mengeluarkan “jurus candaannya” yang membuat kami tertawa sampai
terbahak-bahak. Akhir dari cerita tadi siang di tutup dengan makan siang
bersama. Makan makanan kesukaan saya, lempah kuning hehe… (Makanan khas Provinsi
Bangka Belitung yang dimasak dengan bumbu khusus hingga berwarna kuning dan
berbahan utama ikan. Namun bisa juga diganti dengan daging unggas).
Satu hal yang menjadi pesan bapak kepala sekolah sebelum mengisi Survei
Lingkungan Belajar adalah meminta kami (guru) untuk mengisi survei ini dengan
kondisi yang sebenarnya agar tujuan dari survei ini tercapai dengan maskimal
yakni untuk mengetahui kondisi lingkungan belajar di 33 MB.
Semoga harapan besar Kemendikbudristek dalam pengisian Survei
Lingkungan Belajar ini menjadi pemetaan dalam peningkatan kualitas dan mutu
pendidikan terutama Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia dapat terwujud dengan
maksimal. Aamiin.
Semangat belajar untuk kita semua dan salam bahagia…
*Artikel ini juga telah tayang di :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar