Ruang Kolaborasi pada Modul 1.4. Budaya Positif adalah ruang
kolaborasi terakhir dari Modul 1 pada Pendidikan Guru Penggerak ini. Ada yang berbeda
pada ruang kolaborasi kali ini, yaitu kami dalam kelompok diminta untuk
mendiskusikan empat kasus budaya positif yang ada dalam lingkungan sekolah.
Sungguh diskusi yang panjang antara saya dan kedua teman CGP
lainnya dalam ruang kolaborasi ini. Kami berdiskusi dan menganalisis kasus
budaya positif yang sering dijumpai di lingkungan sekolah kemudian dikaitkan dengan
beberapa teori budaya positif yang telah dipaparkan pada fasilitator Pak Muhari.
Selain itu pada tahap alur MERRDEKA sebelumnya kami juga telah mendapatkan
bekal dari Eksplorasi Konsep (Forum Diskusi) tentang teori budaya positif ini.
Sebenarnya budaya positif ini bukanlah materi asing untuk
saya karena jauh sebelum mengikuti Pendidikan Guru Penggerak ini, saya pernah
mempelajari modul budaya positif pada pembelajaran mandiri di Platform Merdeka
Mengajar (PMM). Bahkan saya juga telah mengunggah aksi nyata untuk tugas akhir pada
pembelajaran mandiri di PMM ini.
Ada beberapa teori budaya positif yang dikaitkan dalam menganalisis
4 kasus dalam ruang kolaborasi ini yaitu :
1. Keyakinan kelas / kesepakatan kelas. Suatu aturan yang dibuat, disusun,
dan disepakati oleh murid di kelas. Namun, ruang lingkup keyakinan kelas ini
bisa juga dalam lingkungan sekolah sehingga biasa disebut keyakinan
sekolah/kesepakatan sekolah. Point dari keyakinan/kesepakatan ini adalah aturan
dibuat dan disusun bersama para murid agar mereka lebih bertanggung jawab dalam
menjalankan kesepakatan yang telah dibuat dan menanamkan motivasi intrinstik (motivasi
dari dalam diri tanpa paksaan/perintah untuk melakukannya).
2. Kebutuhan dasar manusia. Ada 5 kebutuhan dasar manusia yaitu
cinta-kasih sayang, kebebasan, penguasaan, kesenangan/perhatian, dan bertahan
hidup.
3. Lima posisi kontrol. Ada 5 posisi kontrol guru ketika
dihadapkan pada murid yang melakukan kesalahan yaitu Penghukum, Pembuat rasa
bersalah, Teman, Pemantau, dan Manager. Posisi kontrol yang paling diharapkan
dimiliki oleh seorang guru adalah Manager yang berfokus pada penyelesaian
masalah bersama murid.
4. Segitiga restitusi. Ada 3 tahapan restitusi yaitu menstabilitas
identitas, validasi tindakan yang salah, dan menanyakan keyakinan.
Kesimpulan kelompok kami dalam ruang kolaborasi Modul 1.4
Budaya Positif dalam menganalisis 4 kasus ini adalah kesalahan yang dilakukan
murid pastilah karena suatu sebab (tidak terpenuhnya kebutuhan dasar manusia).
Sehingga fokus pada kesalahan murid bukanlah tujuannya namun, guru menjadi manager
untuk membimbing murid memperbaiki kesalahannya dan bertanggung jawab atas apa
yang dilakukannya. Tujuannya agar tertanam nilai-nilai positif pada diri murid
yang harapannya akan menjadi kebiasaan (membudaya) di dalam kehidupannya.
Mari…selalu semangat belajar untuk kita semua dan salam bahagia…
*Judul
yang sama juga menjadi hasil diskusi pada ruang kolaborasi dari kelompok kami
dalam Program Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 5 Kabupaten Bangka.
*Video di Channel Youtube :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar