Jumat, 19 Agustus 2022

Analisis Kasus Budaya Positif

 

"Analisis Kasus Budaya Positif " Ruang Kolaborasi Modul 1.4 (Doc. Pribadi)

Ruang Kolaborasi pada Modul 1.4. Budaya Positif adalah ruang kolaborasi terakhir dari Modul 1 pada Pendidikan Guru Penggerak ini. Ada yang berbeda pada ruang kolaborasi kali ini, yaitu kami dalam kelompok diminta untuk mendiskusikan empat kasus budaya positif yang ada dalam lingkungan sekolah.

Sungguh diskusi yang panjang antara saya dan kedua teman CGP lainnya dalam ruang kolaborasi ini. Kami berdiskusi dan menganalisis kasus budaya positif yang sering dijumpai di lingkungan sekolah kemudian dikaitkan dengan beberapa teori budaya positif yang telah dipaparkan pada fasilitator Pak Muhari. Selain itu pada tahap alur MERRDEKA sebelumnya kami juga telah mendapatkan bekal dari Eksplorasi Konsep (Forum Diskusi) tentang teori budaya positif ini.

Sebenarnya budaya positif ini bukanlah materi asing untuk saya karena jauh sebelum mengikuti Pendidikan Guru Penggerak ini, saya pernah mempelajari modul budaya positif pada pembelajaran mandiri di Platform Merdeka Mengajar (PMM). Bahkan saya juga telah mengunggah aksi nyata untuk tugas akhir pada pembelajaran mandiri di PMM ini.

Ada beberapa teori budaya positif yang dikaitkan dalam menganalisis 4 kasus dalam ruang kolaborasi ini yaitu :

1.    Keyakinan kelas / kesepakatan kelas. Suatu aturan yang dibuat, disusun, dan disepakati oleh murid di kelas. Namun, ruang lingkup keyakinan kelas ini bisa juga dalam lingkungan sekolah sehingga biasa disebut keyakinan sekolah/kesepakatan sekolah. Point dari keyakinan/kesepakatan ini adalah aturan dibuat dan disusun bersama para murid agar mereka lebih bertanggung jawab dalam menjalankan kesepakatan yang telah dibuat dan menanamkan motivasi intrinstik (motivasi dari dalam diri tanpa paksaan/perintah untuk melakukannya).

2.    Kebutuhan dasar manusia. Ada 5 kebutuhan dasar manusia yaitu cinta-kasih sayang, kebebasan, penguasaan, kesenangan/perhatian, dan bertahan hidup.

3.    Lima posisi kontrol. Ada 5 posisi kontrol guru ketika dihadapkan pada murid yang melakukan kesalahan yaitu Penghukum, Pembuat rasa bersalah, Teman, Pemantau, dan Manager. Posisi kontrol yang paling diharapkan dimiliki oleh seorang guru adalah Manager yang berfokus pada penyelesaian masalah bersama murid.

4.    Segitiga restitusi. Ada 3 tahapan restitusi yaitu menstabilitas identitas, validasi tindakan yang salah, dan menanyakan keyakinan.

Kesimpulan kelompok kami dalam ruang kolaborasi Modul 1.4 Budaya Positif dalam menganalisis 4 kasus ini adalah kesalahan yang dilakukan murid pastilah karena suatu sebab (tidak terpenuhnya kebutuhan dasar manusia). Sehingga fokus pada kesalahan murid bukanlah tujuannya namun, guru menjadi manager untuk membimbing murid memperbaiki kesalahannya dan bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Tujuannya agar tertanam nilai-nilai positif pada diri murid yang harapannya akan menjadi kebiasaan (membudaya) di dalam kehidupannya.

Mari…selalu semangat belajar untuk kita semua dan salam bahagia… 

*Judul yang sama juga menjadi hasil diskusi pada ruang kolaborasi dari kelompok kami dalam Program Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 5 Kabupaten Bangka.

*Video di Channel Youtube

Video "Analisis Kasus Budaya Positif" Ruang Kolaborasi Modul 1.4 (Doc. Youtube Lisa Sya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Observasi Kelas Penuh Cerita

  Observasi Kelas 1 33 MB, Rabu/06 Maret 2024 (Doc. Pribadi)           Dalam upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di dunia pendidika...