Tidak terasa telah memasuki Jurnal Refleksi ke-6
(Minggu ke-12) pada Pendidikan Guru Penggerak.
Berikut ini Jurnal Refleksi untuk minggu ke-12 (jurnal
refleksi ke-6) Modul 2.2 “Pembelajaran Sosial dan Emosional”.
Dalam pendidikan guru, jurnal refleksi dipandang
sebagai salah satu elemen kunci pengembangan keprofesian karena dapat mendorong
guru untuk mengaitkan teori dan praktik, serta menumbuhkan keterampilan dalam mengevaluasi
sebuah topik secara kritis (Bain dkk, 1999). Menuliskan jurnal refleksi secara
rutin akan memberikan ruang bagi seorang praktisi untuk mengambil jeda dan
merenungi apakah praktik yang dijalankannya sudah sesuai, sehingga ia dapat
memikirkan langkah berikutnya untuk meningkatkan praktik yang sudah berlangsung
(Driscoll & Teh, 2001). Jurnal ini juga dapat menjadi sarana untuk
menyadari emosi dan reaksi diri yang terjadi sepanjang pembelajaran (Denton,
2018), sehingga kita dapat semakin mengenali diri sendiri.
Pada
refleksi minggu ke-12 (jurnal refleksi ke-6) ini, saya menggunakan model Papan
Cerita Reflektif (Reflective Storyboard). Model ini terdiri dari
beberapa gambar bersambung yang mengilustrasikan refleksi yang dialami.
Kemudian setiap gambar juga disertai penjelasan singkat.
Gambar 1. Moment awal yang penting pada modul 2.2 ini adalah pada saat Ruang
Kolaborasi bersama rekan-rekan CGP lainnya dan juga fasilitator. Adapun materi yang dibahas adalah ide-ide program penguatan
Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) di lingkungan sekolah. Saya bersama dua
rekan CGP lainnya dalam kelompok kami membahas tentang ide mengimpelentasikan
Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) pada jenjang SD. Saya mendapatkan beberapa
praktik baik implementasi PSE pada ruang diskusi ini. Kemudian kami mempresentasikan hasil kelompok
dan saling membagikan praktik baik dalam mengimpelementasi KSE. Ada beberapa penerapan KSE yang sebenarnya pernah
bahkan sering saya terapkan dalam proses pembelajaran seperti Kesadaran Diri
(Temukan Zonamu yang biasanya diterapkan sebelum mulai Kegiatan Belajar
Mengajar, Ice Breaking diterapkan untuk memusatkan perhatian murid
sebelum memulai proses pembelajaran, dan Restitusi yang telah dipelajari pada
modul 1.4 Budaya Positif yang diterapkan pada program CUAN/Curhat Anak). Manajemen
Diri dengan bentuk implementasinya dalam organisasi yang telah disedia di
sekolah seperti Pramuka, olahrga, dan Kesenian. Kesadaran Sosial juga
telah diimplementasikan dengan kegiatan Jum’at Amal dan Program Sosial D-Ka
(Dari Kita Untuk Kita). Keterampilan Relasi diimpelemtasikan dengan 5S
(Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun dan Diskusi Kelompok dalam proses pembelajaran
di kelas. Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab dengan
implementasi membuat kesepakatan kelas dan pemilihan ketua kelas.
Gambar 2. Moment
berikutnya ketika membuat Modul Ajar / RPP pada Demonstrasi Kontekstual. Modul ajar ini saya buat dengan menintegrasikan 5 Kompetensi Sosial
dan Emosional (KSE) yang akan diimplementasikan dalam proses pembelajaran
berdiferensiasi. Adapun alasan dalam memilih 5 KSE agar modul ajar ini memuat
satu paket komplit KSE yang dibutuhkan dalam perkembangan sosial dan emosional
para murid
Gambar
3. Moment akhir adalah ketika semua yang dipelajari pada Modul 2.2
mulai dari memahami konsep Pembelajaran PSE dan merancang modul ajar yang
diintegrasikan KSE ini di bawa ke dalam aksi nyata (praktik) di kelas. Ada banyak
kekurangan dalam praktik yang telah dilakukan ini termasuk mengkondisikan para
murid pada kelompoknya. Namun, refleksi ini akan saya bawa sebagai bahan untuk
mengevaluasi praktik yang telah dilakukan untuk mempersiapkan pembelajaran
selanjutnya.
Sekian jurnal refleksi ini saya buat dan semoga
bermanfaat untuk para pembaca.
Semangat untuk terus belajar dan salam bahagia untuk
kita semua..
-------------------------------------Bangka, 11
Oktober 2022-----------------------------------
Penulis : Lisa, S.Pd., (Guru kelas
di UPTD SD Negeri 33 Mendo Barat / Calon Guru Penggerak Angkatan 5 Kabupaten Bangka)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar