Sabtu, 15 Oktober 2022

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Ruang Kolaborasi Modul 3.1 (Doc. Pribadi)

“Guru penggerak menjadi agen transformasi di dunia pendidikan”. Makna dari kalimat ini semakin jelas saya temukan pada Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin. Ketika membaca materi pembuka pada alur Eksplorasi Konsep dan menyelesaikan beberapa kasus yang sering terjadi di lingkungan sekolah kita, saya temukan bagaimana sebagai seorang pemimpin harus bersikap bijak dalam pengambilan keputusan yang melibatkan banyak pihak. Adapun pengambilan keputusan akhir itu diputuskan oleh pemimpin tertinggi di sekolah yaitu kepala sekolah.

Ketika seorang pemimpin dihadapkan pada suatu kondisi yang mengharuskannya mengambil sebuah keputusan pastilah melibatkan banyak pihak dalam situasi (kasus) itu. Kasus yang dihadapi pun bisa saja berupa dilema etika atau bujukan  moral. Dilema etika adalah suatu kondisi dalam pengambilan keputusan yang terdapat dua pilihan benar secara moral namun, saling bertentangan. Sementara bujukan moral adalah suatu kondisi yang mengharuskan membuat keputusan antara benar dan salah. Kenyataannya, dilema etika paling banyak kita jumpai dalam lingkungan sekitar terutama di sekolah dan merupakan tantangan berat yang harus dihadapi dari waktu ke waktu.

Pada situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasar yang bertentangan seperti yang telah kita bahas pada Modul 1.4 Budaya Positif. Adapun nilai-nilai kebajikan universal yang akan selalu ikut serta dalam situasi dilema etika seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab, dan penghargaan akan hidup. 

Dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin di sekolah dapat menggunakan paradigma berpikir yang berbasis nilai-nilai kebajikan sehingga hasil dari keputusan itu dapat mengakomodir harapan dari semua pihak tanpa menyampingkan nilai-nilai kebajikan universal yang kita yakini bersama. Keterampilan pengambilan keputusan dapat mengacu pada 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Berikut ini bahasannya yang saya dapat dari berbagai sumber di LMS Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 5 :


ü Empat paradigma pengambilan keputusan

1.     Individu lawan kelompok (Individual vs community)

Paradigma ini terjadi karena ada pertentangan antara kepentingan individu lawan kepentingan orang lain, kepentingan individu lawan kelompok kecil/besar, atau kepentingan kelompok kecil lawan kelompok besar. Contoh dalam sebuah kelas ketika seorang guru dihadapkan dalam situasi ada kelompok murid yang mengerjakan sesuatu membutuhkan waktu lebih lama dan ada kelompok murid yang mengerjakan sesuatu dengan waktu lebih cepat sehingga mereka siap untuk melanjutkan ke pelajaran selanjutnya. Apakah keputusan yang diambil oleh guru ? Apakah harus melanjutkan pembelajaran selanjutnya, tetap menunggu semua murid memahami pelajaran ini, atau kah ada opsi lainnya? Dalam situasi ini, guru menghadapi dilema individu lawan kelompok.

2.     Rasa keadilan lawan rasa kasihan (Justice vs mercy)

Pada paradigma ini, pilihannya dihadapkan antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Kita bisa memilih untuk berlaku adil dengan memperlakukan hal yang sama bagi semua orang atau membuat pengecualian dengan alasan kemurahan hati dan kasih sayang. Ada situasi mengharuskan kita berpegang teguh pada peraturan, tetapi terkadang membuat pengecualian juga tindakan yang benar. Contohnya ketika ada murid yang sering datang terlambat ke sekolah karena harus membantu orangtuanya berjualan di pagi hari sehingga jam 2 pagi dia sudah harus bangun tidur. Ketika dia terlambat berarti melanggar peraturan sekolah namun, di satu sisi sebagai guru kita pun kasihan dengan kondisi yang dialaminya. Bagaimana guru dapat bertindak dengan situasi dilema ini? Dalam situasi ini, guru menghadapi dilema rasa keadilan lawan rasa kasihan.

3.     Kebenaran lawan kesetiaan (Truth vs loyalty)

Ada situasi yang membuat kita kadang harus memilih antara jujur atau setia (tanggung jawab) kepada orang lain. Contohnya ketika kita dihadapkan pada situasi harus jujur dengan apa yang dilakukan salah seorang teman karena pelanggaran profesinya atau setia pada teman dengan tidak mengatakan yang sebenarnya. Dalam situasi ini, kita menghadapi dilema kebenaran lawan kesetiaan.

4.     Jangka pendek lawan jangka panjang (Short term vs long term)

Sering kali kita dihadapkan pada keputusan yang kelihatannya terbaik untuk saat ini atau yang terbaik untuk masa yang akan datang. Contohnya ketika seorang guru dihadapkan pada kondisi harus memberikan nilai akademik kepada murid yang kenyataannya nilai murid itu jauh dari standar yang telah ditentukan. Mungkin untuk saat ini memberikan  nilai baik akan membantunya dalam naik kelas / tingkat lebih tinggi namun, di satu sisi apakah nilai itu dapat dipertanggung jawabkan oleh murid dalam kualitas ilmu akademik yang didapatkannya ? Pada kondisi ini, guru dihadapkan pada dilema jangka pendek lawan jangka panjang.

 

ü Tiga prinsip pengambilan keputusan (prinsip resolusi)

1.     Berpikir berbasis hasil akhir (Ends-based thinking)

2.     Berpikir berbasis peraturan (Rule-based thinking)

3.     Berpikir berbasis rasa peduli (Care-based thinking)

 

ü Sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan

1.     Nilai-nilai yang saling bertentangan

Setiap situasi yang kita hadapi akan selalu ada nilai-nilai kebajikan universal di dalamnya. Menelaah nilai-nilai kebajikan yang kita yakini ini menjadi langkah awal dan penting menuju ke tahap pengambilan keputusan berikutnya.

2.     Siapa yang terlibat

Akan melibatkan banyak pihak dalam situasi yang kita hadapi. Walaupun setiap pihak membawa kepentingannya masing-masing, namun keterkaitan semuanya mengharuskan pemimpin mengambil keputusan terbaik untuk mengakomodir semua pihak.  

3.     Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan

Fakta (data) relevan dari situasi (kasus) yang terjadi dikumpulkan dari awal hingga akhir secara lengkap. Data-data ini penting karena dilema etika tidak bersifat teoritis, namun ada faktor-faktor pendorong dan penarik yang mempengaruhi situasi tersebut sehingga data yang detail akan menjelaskan seseorang melakukan sesuatu dan bisa juga mencerminkan kepribadian seseorang dalam situasi tersebut. Hal-hal yang berpotensi dapat muncul di waktu yang akan datang juga menjadi bagian dari analisis kita.

4.     Pengujian benar atau salah

Pengujian ini dapat dilakukan dengan :

-       Uji legal. Adakah aspek pelanggaran hukum di dalam situasi itu? Jika “ada” maka, ini merupakan bujukan moral (benar vs salah). Artinya keputusan yang diambil antara mematuhi hukum atau tidak, bukan berhubungan dengan moral.

-       Uji regulasi. Jika tidak ada pelanggaran hukum maka, adakah pelanggaran peraturan atau kode etik di dalam situasi itu?

-       Uji Intuisi. Pada langkah ini mengandalkan perasaan dan intuisi kita dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini? Apakah tindakan ini sejalan dengan nilai-nilai yang kita yakini?

-       Uji publikasi. Bagaimana jika situasi ini dipublikasikan di media? Sesuatu yang dianggap ranah pribadi (intern) menjadi konsumsi publik. Bila kita merasa tidak nyaman maka, kemungkinan besar kita sedang menghadapi situasi benar lawan salah (bujukan moral)

-       Uji panutan. Pada situasi ini, kita membayangkan seseorang yang menjadi panutan/idola yang menyayangi atau pelindung untuk kita.

5.     Pengujian paradigma benar lawan benar

Kita akan dihadapkan pada 4 paradigma pengambilan keputusan. Pentingnya mengidentifikasikan paradigma ini bukan hanya  mengelompokkan permasalahan namun, membawa situasi yang sedang dihadapi itu benar berhadapan pada dua nilai inti kebajikan yang sama-sama penting.

6.     Melakukan prinsip resolusi

Langkah ini untuk mengecek prinsip penyelesaian dilema mana yang akan kita pakai dalam situasi yang sedang dihadapi.

7.     Investigasi opsi trilema (opsi ketiga)

Terkadang kita perlu mencari opsi lain dari dua pilihan yang sudah ada. Langkah ini sering memunculkan penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya.

8.     Buat keputusan

Ini adalah titik akhir dari pengambilan keputusan yang membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya.

9.     Lihat lagi keputusan dan refleksikan

Ketika keputusan telah diambil, lihat kembali proses pengambilan keputusan ini dan ambil pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya.

Adapun 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan ini adalah panduan, bukan juga suatu metode yang bersifat kaku dalam penerapannya. Pengambilan keputusan merupakan keterampilan yang harus diasah agar semakin membaik. Hal terpenting dari pengambilan keputusan adalah sikap yang bertanggung jawab dan mendasar keputusan pada nilai-nilai kebajikan universal.

Pada Ruang Kolaborasi Modul 3.1 ini, saya bersama tiga rekan CGP lainnya membahas tentang studi kasus nyata dari salah satu rekan anggota kelompok kami. Kami melakukan diskusi di hari Jum’at / 14 Oktober 2022 dan mempresentasikan hasilnya di hari kedua Ruang Kolaborasi Sabtu / 15 Oktober 2022. Adapun hasil diskusi kelompok kami tersedia di channel Youtube :


Video Ruang Kolaborasi Modul 3.1 (Doc. Youtube Lisa Sya)

Hal menarik yang saya dapatkan dari Ruang Kolaborasi Modul 3.1 ini adalah saya belajar paradigma, prinsip, dan tahapan dalam pengambilan keputusan. Jika selama ini dalam pengambilan keputusan saya tidak bepikir panjang untuk beberapa point penting bahkan terkadang memihak kepada salah satu pihak karena terbawa oleh perasaan (kasihan) maka, setelah belajar modul ini terutama berdiskusi di ruang kolaborasi bersama rekan CGP dan fasilitator, saya memahami bahwa pengambilan keputusan dapat mengacu pada 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Seperti yang telah singgung sebelumnya, 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan bukanlah panduan, bukan juga suatu metode yang bersifat kaku dalam penerapannya. Akan tetapi, pengambilan keputusan merupakan keterampilan yang harus diasah agar kita semakin membaik dan bijak dalam menghadapi situasi permasalahan yang sedang dihadapi.

Demikianlah artikel saya tentang hasil diskusi dan presentasi dari kelompok kami di Ruang Kolaborasi Modul 3.1 ini. Semoga menginspirasi untuk para pembaca.

Semangat belajar untuk kita semua dan salam bahagia…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Observasi Kelas Penuh Cerita

  Observasi Kelas 1 33 MB, Rabu/06 Maret 2024 (Doc. Pribadi)           Dalam upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di dunia pendidika...